Rabu, 13 Maret 2013

Kisah Dibalik Ilmu Kebal

Sebuah cerita lisan dari warga.Pada suatu ketika di sebuah kampung di desa Purwawinangun kabupaten Cirebon, (jalan di daerah pesawahan) yang sepi, terjadilah pembegalan (penjegalan) menjelang pagi hari yang masih gelap. Seorang pengendara motor dijegal oleh perampok (bajing luncat -istilahnya, atau di daerah dikenal dengan sebutan begal). Dengan target merampas sepeda motor dari si pengendara.
Dengan menggunakan tali yang dibentang di jalan, sang perampok menjegal si pengendara motor, alhasil si pengendara dan motornya terjatuh. Lalu, singkat cerita terjadilah perkelahian. Ternyata bukan hanya si perampok yang membawa golok, si pengendara yang memang sudah wanti-wanti takut ada yang merampok diperjalanannya juga membawa golok. Terjadilah perkelahian sengit di tempat sepi itu. Masing-masing saling bacok dengan goloknya.
Apa yang kemudian terjadi? Percaya atau tidak (ini dikisahkan oleh warga setempat), keduanya tidak mempan terhadap tajamnya golok itu alias kebal. Perkelahian bahkan berlangsung lama hingga hari benar-benar beranjak siang. Hingga akhirnya diketahui oleh penduduk.Alhasil, sang maling pun dikeroyok oleh penduduk. Karena (katanya) si maling kebal, pengeroyokan pun jadi sangat alot hingga akhirnya ada penduduk yang memang kebetulan petani yang saat itu hendak pergi ke sawah, membawa cangkul dan menuntaskan riwayat si perampok itu dengan cangkulnya. Sebuah cangkul yang tidak terlalu tajam, tidak setajam golok.
Apa yang kemudian disimpulkan dari cerita diatas, dan berdasarkan apa yang dikatakan penduduk dan orang-orang tua yang saya dengar ceritanya?!
“Sekebal-kebalnya orang (yang memilikiilmu kebal), dia memang bisa saja kebal terhadap senjata tajam walaupun senjata(golok, pedang dll) itu dikeramatkan, dimandikan dengan kembang dll. Tapi, kekebalannya tidak akan berarti jika benda tajam itu terlebih dahulu ditancapkan ke tanah.” – Maksudnya? Seperti kisah diatas, cangkul petani yang sering digunakan untuk mencangkul tanahlah yang bisa melukai si perampok.
Ada keyakinan bahwa manusia itu berasal dari saripati tanah, dan jasad manusia pun ketika mati akan dikubur dan melebur dengan tanah. Jadi, tanah (bumi) adalah unsur yang sangat penting,seperti halnya udara dan air.
Cerita ini saya dengar dari beberapa orang penduduk sekitar dan berdasarkan apa yang dikatakan orang-orang tua di kampung. Mengenai kebenarannya, tentunya kembali kepada keyakinan yang membaca tulisan ini! Tapi, ya inilah budaya atau hal yang memang tidak asing lagi adanya. Dua hal yang patut kita yakini : Pertama, bahwa tidak ada yang sempurna dari manusia, setiap hal yang dimiliki manusia pasti ada kekurangannya. Kedua, tidak jauh dari kekuatan maka disitulah terletak kelemahan.

Sejarah Prabu Kian Santang

Kian Santang adalah tokoh tasawuf dari tanah pasundan yang ceritanya melegenda khususnya di hati masarakat pasundan dan kaum tasawuf ditanah air pada umumnya. Tokoh kian-santang ini pertama kali berhembus dan dikisahkan oleh raden CAKRABUANA atau pangeran walangsungsang ketika menyebarkan islam di tanah cirebon dan pasundan. Pangeran cakrabuana adalah anak dari prabu sili-wangi atau jaya dewata raja pajajaran, yang dilahirkan dari permaisuriketiga yang bernama nyi subang larang, subang-larang sendiri murid dari mubaliqkondang yaitu syeh maulana-hasanudin atau terkenal dengan syeh kuro krawang.
Mulanya yaitu, ketika raden walangsungsang memilih untuk pergi meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran, yang di sibebabkan oleh keberbedaan haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama “shangyang”, pada waktu itu. diriwayatkan beliau berkelana mensyi’arkan islam bersama adiknya yaitu rara santang (ibu dari syarif hidayatullah atau “sunan gunung jati”) dengan membuka perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan caruban atau kasunanan cirebon yang sekarang adalah “kota madya cirebon”.
Legenda kian-santang sendiri diambil darisebuah kisah nyata, dari tanah pasundan tempo dulu yang ceritanya pada waktu itutersimpan rapi berbentuk buku di perpustakaan kerajaan pajajaran. Karenapajajaran adalah hasil penyatuan dua kerajaan antara galuh dan kerajaan sunda pura yang dimana kerajaan galuh dan sundapura adalah dua kerajaan pecahan dari taruma negara, yang di masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan taruma negara yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegarayang berganti sundapura dan ibukota lama menjadi galuh pakuan. Dan jaya dewata menyatukan kembali dua pecahan kerajaan taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun 450 pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK LUMAYUNG yang dalam ceritanya “di tataran suda dan sekitarnya ,tak ada yang mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya. hingga suatu saat datang pasukan dari dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaantarumanegara. namun berkat gagak lumayung, pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang meninggalkan taruma negara.
Semenjak itu raden gagak lumayung di beri sebutan ”KI AN SAN TANG” atau ”penakluk pasukan tang” Di ceritakan sang kiansantang ini karena saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri. Hingga sampailah di suatu ketika sa’at dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwah di tanah arab terdapat orang sakti mandraguna. Konon: dengan ajian napak sancangnya raden kian santang mampu mengarungi lautan dengan berkuda saja. “Di mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir beliau bertemu seorang kakek ,dan padanya dia minta untuk di tunjukan di mana orang sakti yang kian santang maksud tersebut”. Dan dengan senang hati si-kakek tersebutmenyanggupinya dan sementara dia mengajak beliau “kiansantang” untuk mampir dulu ke rumahnya.
Al-kisah setelah sampai di rumahnya tongkat dari sang kakek tersebut tertinggal di pesisir dan minta kian santang untuk mengambilkanya ,konon dikisahkan si-kian santang tak mampu mencabutnya sampai tanganya berdarah-darah ,disitulah kian santang baru sadar kalau kakek itu adalah orang yang di carinya. Dan akhirnya dengan membaca kalimah syahadat yang di ajarkan sang kakek tadi “yang akhirnya menjadi guru spiritualnya” tongkat tersebut dapat di cabut .
Cerita tersebut membumi sekali sampai saat sekarang. Dan yang aneh, kebanyakan orang menduga kalau kian santang itu adalah raden walang sungsang. Padahal banyak sekali cerita yang sepadan dengan kisah raden walang sungsang tersebut. Yang sesungguhnya dialah yang mengisahkan justru dialah yang di kira pelaku (raden walang sungsang atau pangeran cakrabuana) sebagai tokoh yang diceritakan itu. Tujuannya adalah hanya sebagai media dakwah dan penyebaran islam di bumi cirbon dan sekitarnya. Sehingga sampai sekarang banyak kalangan yang menyangka raden walangsungsang adalah kian santang bahkan ada yang menafikan kian santangadalah adik cakrabuana dan kakak dari rara santang.
Raden walangsungsang mengambil ceritaini dari perpustakaan kerajaan pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisahnya, Yang di mana kiansantang setelah pulang dari arab dia ingin meng-islamkan ayahnya prabu purnawarman namun di tolaknya dan kian santang memilih meninggalkan istana dan tahtanya di berikan adiknya yaitu darmayawarman. Begitu pula radenwalang sungsang yang pernah merantau ke arab dan meningkahkan adiknya rara santang yang di ambil istri oleh putra kerajaan mesir waktu itu dan pernikahan berlangsum di mesir yang dari perkawinan inilah nanti akan lahirlah raden syarif hidayatullah atau sunan gunung jati.
Keinginan Walangsungsang untuk meng-islamkan prabu siliwangi ditolak mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin bertarung dengan anaknya maka dia memilih mensucikan diri atau bertapa, konon beliau menjelma macan putih. Pengambilan kisah penokohan dalam sebuah ceritra seperti ini sebenarnya pernah pula terjadi pada era sebelum raden walang sungsang yang tepatnya dilakukan oleh raja jaya-baya (raja islam pertama di tanah jawa) dari kerajaan panjalu atau kediri, di mana suatu masih di pegang raja airlangga kerajaan tersebut bernama kerajaan KAHURIPAN dan karena kedua anaknya semua meminta tahta maka kahuripan di bagi dua yaitu panjalu dan jenggala. Sepanjang perkembangan dua kerajaan tersebut selalu bermusuhan dan pada masa kerajaan panjalu dirajai oleh jaya baya, panjalu mampu menaklukkan jenggala dan di satukan lagi antara jenggala dan panjalu.
Pada waktu panjalu menaklukkan jenggala rajanya jaya-baya meminta empu sedha dan empu panuluh untuk mengutip naskah dari india yang judulnyamaha barata. Namun diverifikasi dengan gaya jawa, sebagai perlambang atas kemenangan perang saudara panjalu melawan jenggala. Yang akhirnya kitab tersebut di beri judul barata-yuda. Dan dalam kisah klasik jawa ini banyak kalangan masarakat yang mengira bahwa jaya baya adalah kelanjutan dari trah barata yaitu cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa pernah pula hadir kemasarakat yang tujuannya waktu itu sebagai media dakwah untuk melindungi rongrongan ajaran syariat terhadap kaum sufi. Maka ketika bergerakmenyebarkan islam WALI SONGO menurtubanyak kalangan membuat cerita al-halaq versi indonesia yaitu syekh siti jenar. Yang menurut Doktor Simon dari UGM Yogja berdasarkan temuannya karya-karya besar berupa naskah suluk dari sunan kali jaga dan lain sebagainya. Dapat di pastikan tokoh siti jenar adalah imajener hanya untuk media dakwah dan melindungi islam agar tetap pada ajaran ahlusunah wa jamaah.
Dan sampai saat ini pendapat itu masih simpang siur dan menjadi perdebatan dan polemik panjang oleh para ahli sejarah di tanah air.

Berziarah Dimakam Sang Penakluk Pulau Jawa

Syekh Subakir, tidak banyak orang yang tahu siapa sebenarnya sosok tersebut. Tetapi Syekh Subakir menjadi tokoh pertama Islam yang datang ke Pulau Jawa, jauh sebelum adanya para Walisongo maupun eranya syekh Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak maupun Syekh Maulana Magribi. Konon dahulu kala, Pulau Jawa masih merupakan hutan belantara yang sangat angker. Datanglah seorang syekh dari Persia yang bernama Syekh Subakir.
Angkernya pulau Jawa itu dipenuhi dengan jin jahat. Kedatangan Syekh Subakir ke pulau Jawa asal mulanya hanyalah ingin mensyiarkan Agama Islam. Kedatangan sang syekh waktu itu boleh dikatakan sia-sia. Pasalnya, sang syekh mengetahui sendiri bahwa masyarakat di tanah Jawa sudah menganut agama tauhid. Orang Islam menyebut Tuhan dengan nama Allah, sedangkan orang Jawa ketika itu menyebut Tuhan dengan sebutan Gusti Pengeran (Tuhan sebagai tempat untuk dingengeri).
Saat itulah sang Syekh Subakir merasa bahwa agama Islam maupun apapun yang bersifat tauhid (hanya mengesakan Tuhan) adalah benar, walaupun apa namanya agama tersebut. Lantaran sudah menganut agama tauhid, maka Syekh Subakir berniat untuk pulang ke Persia. Namun, beliau mengetahui bahwa pulau Jawa masih labil. Banyak gempa di sana-sini. Bahkan Pulau Jawa terasa berguncang-guncang.
Akhirnya, Syekh Subakir menaklukkan keganasan Pulau Jawa tersebut dengan mengalahkan jin-jin yang jahat. Disamping itu, beliau menanam sebuah paku ghaib agar pulau Jawa tidak berguncang-guncang. Setelah paku ditanam, maka pulau Jawa sudah stabil. Konon ada tiga paku yang ditanam oleh Syekh Subakir. Salah satu paku ghaib tersebut konon berada di wilayah Magelang.
Tidak ada yang tahu pasti dimana makam syekh Subakir. Ada yang mengatakan bahwa beliau wafat di Persia tahun 1462. Tetapi ada yang berpendapat bahwa beliau wafat di pulau Jawa. Yang mana yang benar, Wallahualam.
Makam Di Beji Benowo
Sebuah makam di desa Beji Benowo, disebut-sebut sebagai makam syekh Subakir. Makam tersebut terletak di dalam areal sebuah Pondok Pesantren. Jika kita mengunjungi makam tersebut, maka kita akan membaca tulisan-tulisan yang ada di dinding yakni, Sabar, Temenan (Sunguh-sungguh), Ngalah (mengalah), Neriman (menerima pemberian Tuhan dengan Ikhlas). Tulisan tersebut terlihat biasa saja, tetapi mengandung arti yang sangat dalam.
Tulisan-tulisan di tembok masjid Pondok tersebut melambangkan sifat yang harus dimiliki manusia jika ingin dekat dengan Gusti Allah.Waktu itu saya jauh hari sudah memiliki keinginan untuk berkunjung ke makam tersebut. Dan alhamdulillah akhirnya keinginan itupun menjadi kenyataan.
Setelah membaca tulisan-tulisan di tembok masjid pondok pesantren yang belum jadi itu,saya masuk ke dalam areal pondok yang saat itu sunyi sepi. Maklum, saya berziarah sekitar pukul 23.00Wib. Sampailah kami di sebuah areal makam yang hanya terdapat sebuah makam di luar dan tiga makam di dalam sebuah rumah.
Ketika memasuki pintu makam, kita harus membungkuk lantaran pintunya dibuat rendah sehingga mengharuskan siapapun yang memasukinya haruslah membungkukkan badan. Satu makam diluar disebut-sebut sebagai makam kyai pengelola pondok pesantren tersebut. Sementara tiga makam di dalam adalah makam Syekh Subakir dan dua makam istrinya. Makam Syekh Subakir dan para istrinya itu ditutupi oleh kain putih sehingga untuk melihatnya, kita harus melongok dan membuka tabir kainnya.
Lalu saya bertawasul sejenak diareal tersebut untuk beberapa lama. Ketentraman merasuki jiwaku saat melakukan semedi.Tiba-tiba
Suara-suara ghaib muncul seperti mengajak dialog aku. Tak ada perasaan takut pada diriku.Aku mulai bicara melalui rasa. Kami berbincang-bincang melalui mata batin. Beraneka pitutur luhur aku dapatkan sebagai sangu untuk mengarungi hidup di alam dunia yang fana ini. Alhamdulillah, begitulah kata-kata yang meluncur dari bibir saya karena sudah berziarah di makam Sang Penakluk Pulau Jawa..wallahu'alam. .
Akhir kata saya mohon maaf apabila ada kesalahan dlm penulisan dikarnakan saya hanyalah manusia yg doif .wasalamu'alaikum.wr.wb

Kisah Serat Darmogandul

Ki Kalamwadi berguru kepada Reden Budi, sementara Raden Budi mempunyai murid bernama
Darmagandhul. Darmagandhul menanyakan kepada gurunya mengenai kapan agama Islam itu
datang di pulau Jawa. Ki Kalamwadi menjawabbahwa pada zaman Majapahit saat pemerintahan
Prabu Brawijaya, permaisuri Prabu Brawijaya membujuk agar beliau beralaih ke agama Islam. Sayid
Rahmat atau Sunan Bonang, kemenakan permaisuri Prabu Brawijaya yang berasal dari Campa, diberi
tanah di Tuban dan diizinkan untuk menyebarkan agama Islam. Daerah penyebarannya sepanjang
pantai utara Jawa, mulai dari Blambangan sampai Banten. Kemudian datanglah Raden Patah, yakni
putra Prabu Brawijaya yang lahir di tanah Palembang, yang diberi tanah Demak dan sebagai adipati,
juga diizinkan menyebarkan agama Islam. Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan
Bonang di daerah Kediri mendapatkan tantangan dari Ki Buta Locaya penguasa di daerah tersebut.
Kemudian Sunan Bonang menuju ke desa Bogem, dan merusak arca kuda berkepala dua karya Prabu
Jayabaya. Perusakan arca tersebut mendapatkan tentangan Ki Buta Locaya yang mendesak agar
Sunan Bonang pergi dari daerah itu. Patih Gajah Mada menghadap Prabu Brawijaya dan
memberitahukan bahwa tanah Kertasana rusakakibat perbuatan Sunan Bonang. Akhirnya, Prabu
Brawijaya memerintahkan agar mengusir kaumIslam dari daerah Majapahit, kecuali kaum muslimin
yang tinggal di Ngampelgading dan Demak, Sunan Bonang dan Sunan Giri menyingkir ke Tuban dan
berlindung ke Demak.
Perlawanan antara pasukan Prabu Brawijaya dengan Sultan Demak , dalam pertempuran sengit itu
tentara Majapahit hancur, Gajah Mada gugur di medan laga. Kemudian orang-orang Majapahit yang
takluk kepada Demak diperintahkan masuk agama Islam. Akhirnya Sultan Patah yang didukung oleh
para wali pergi ke Ngampeldenta untuk menghadap neneknya. Neneknya Nyai Ngampeldenta sangat
menyesal perbuatan yang dilakukan oleh Sultan Patah dalam melawan ayahnya.
Ia mempermasalahkan Sultan Patah beserta para wali yang tidak baik misalnya budi kepadaPrabu
Brawijaya. Ia memberikan beberapa contoh yang tidak baik misalnya kejadian di Mesir yangdialami
Nabi Daud, perebutan kekuasaan yang dilakukan Prabu Dewatacengkar terhadap ayahnya, Prabu
Sindhula dan peristiwa Prabu Danapati raja Lokapala melawan ayahnya, Sang resi Wisrawa.
Contoh-contoh tersebut merupakan permusuhan antara anak melawan ayahnya, seperti halnya yang
dilakukan oleh Sultan Patah terhadap Prabu Brawijaya. Dengan adanya penjelasan dari neneknya
tadi, maka Sultan Patah sangat sedih dan menyesal atas segala perbuatannya. Ahkirnya Sunan
Kalijaga diutus untuk mencari Prabu Brawijaya dan memohon kepadanya agar bersedia kembali
menjadi raja Majapahit. Sekembalinya Sultan Patah ke Demak di sambut dengan gembira. Ia
menceritakan hal itu kepada Sunan Bonang, akhirnya Sunan Bonang memberikan penjelasan secara
panjang lebar bahwa perlawanannya terhadapayahnya itu tidak berdosa, karena ayahnya seorang
kafir.
Sunan Kalijaga menjumpai Prabu Brawijaya di Blambangan untuk menyampaikan tugasnya. Karena
kepandaian Sunan Kalijaga maka bersedialah Prabu Brawijaya kembali ke Majapahit. Ia sangat
tertarik atas keterangan Sunan sehingga prasangka buruk akan agama Islam sedikit banyak hilang.
Bahkan ia bermaksud untuk masuk agama Islam secara lahir maupun batin.
Penyebaran agama Islam terhadap punakawanPrabu Brawijaya, yakni Sabdapalon dan
Nayagenggong, yang berakhir dengan penolakan ( tidak berhasil ) Sabdapalon menilai bahwa Prabu
Brawijaya telah menyimpang dari para pendahulunya yang melestarikan agama Budha. Sunan
Kalijaga berusaha menghibur hati Prabu Brawijaya utuk bahwa ajaran agama Islam itu baik dan
diridhoi Tuhan. Sunan bersabda bahwa air telaga itu berbau wangi, dan terjadilah demikian. Setelah
selama seminggu dalam perjalanan yang melewati Panarukan, Besuki dan Prabalingga akhirnya
sampailah di Ngampeldenta.
Jatuhnya Kerajaan Majapahit atas serangan Demak yang dilukiskan secara simbolis. Darmagandhul
juga minta penjelasan tentang agama Nasrani yang kemudian dijelaskan oleh Kalamwadi. Disebutkan
bahwa agama Nasrani itu dibawa oleh Nabi Ngisa, Putra Tuhan. Dijelaskan pula, bahwa sebenarnya
Sultan Demak merasa menyesal atas penyerbuannya ke Kerajaaan Majapahit. Ia merasa berdosa
melawan ayahnya. Bahkan ia merasa pula bahwa pengangkatannya sebagai Sultan Demak itu juga
dari ayahnya. Akan tetapi semuanya telah terjadi, maka Sultan Demak dengan bersedih hati kembali
ke Demak. Darmagandhul menguraikan tentangsebab-sebab Nabi Adam dan Ibu Kawa turun dari
surga terkena marah Tuhan. Darmagandhul tidak mengetahui bagaimana pandangan kitab Jawa
tentang Nabi Adam itu. Ki Kalamwadi menjelaskan bahwa orang Jawa tidak mempunyai kitab yang
menceritakan tentang pengusiran Tuhan terhadap Nabi Adam dan Ibu Kawa itu. Kitab yang menjadi
pegangan raja hanyalah Manikmaya. Darmagandhul juga menguraikan pendapatnya bahwa baginda,
baik agama itu harus konsekuen mengerjakan peraturan yang ada di dalamnya. Namun, yang paling
baik bagi orang Jawa adalah agama Budi, sebab agama Budi telah dianut sejak dahulu kala.
Perbedaan agama Islam, Nasrani, Cina dan Jawa. Ki Kalamwadi mencela orang yang naik haji ke
Mekah dengan mengharapkan kelak masuk surga. Konon ada anggapan bahwa yang datang naik haji
ke Mekah dan mencium kakbah akan terhapus dosanya dan nantinya masuk surga. Hal itu itu
tidaklah benar. Orang akan masuk surga apabila dirinya bersih. Perbedaan adanya utusan dan kitab
yang menjadi pegangan itu berbeda. Kalamwadi menjawab bahwa itulah kebebasanyang diberikan
Tuhan agar manusia memilih agama yang menjadi kesenangannya. Meskipun demikian, agama Budi
bagi orang Jawa tetap lebih tinggi dan sesuai.
Kalamwadi membentangkan ajaran itu kepada istrinya, Perjiwati, mengenai hal keutamaan dalam
hidup dan mengenai ajaran perkawinan. Bekal perkawinan itu bukannya rupa dan harta akan tetapi
hati. Perkawinan diibaratkan sebagai galah dan kemudi, yang masing-masing harus sejalan. Diuraikan
pula mengenai 4 kemuliaan, yaitu:
1 kemuliaan yang lahir dari diri sendiri,
2 yang lahir dari harta
benda pemilik,
3 kemuliaan karena kepandaiannya,
4 kemuliaan karena pengetahuannya.
Generasi sekarang tidak boleh meremehkan generasi pendahulunya (orang kuna).
Menurut Ki Kalamwadi disebutkan bahwa bekaskerajaan Prabu Brawijaya tidak terletak di Kediri,
akan tetapi terletak di Daha. Akhir kehidupannya, Prabu Jayabaya muksa diiringkan oleh Patih
Tunggulwulung dan Nimas Ratu pagedhongan. Tunggulwulung diperintahkan menjaga GunungKelud
sedangkan Nimas ratu Pegendhongan menjadi raja jin penguasa laut selatan dengan gelar Ratu
Angin-Angin.

Bolehkah Berdoa Dikuburan ??

Berdoa, atau bertawasul, atau berdzikir, itu dimana saja, boleh tawassul dari rumah, atau di kamar, atau di masjid, atau di kuburan, atau dimana saja, pastilah mungkin hati kita yang sudah tertular virus sekte sesat ini akan langsung Alergi bila mendengar DOA DI KUBURAN, ketahuilah berdoa di kuburan pun sunnah Rasul saw, beliau berdoa di Pekuburan Baqii, dan berkali-kali beliau saw melakukannya. Dan Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan Salam untuk ahli kubur dengan ucapan Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmuminin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As alullah lana wa lakumul aafiah.. (Salam sejahtera ataskalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yang terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian) (ShahihMuslim Bab 35 hadits no 974.975,976. *3 hadits dalam makna yang sama). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasul saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan ucapan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian.
Demikian pula tawassul, karena tawassul adalah doa kepada Allah, bila anda menuju makam untuk berziarah, berdoalah kepada Allah, Wahai Allah, Demi orang-orang yang bermunajat pada Mu, Demi orang-orang yang Bersemangatkepada keridhoan Mu, Demi langkahku ini,atau dengan tawassul menyebut nama sebagaimana Rasul saw menyebut Demi para Nabi sebelumku.. atau misalnya Wahai Allah, Demi Ahlul Badr, atau Demi Muhajirin dan Anshar, atau Demi Ruku danSujudnya para wali Mu, atau menyebut nama mereka sebagaimana Rasul saw menyebut nama para malaikat. Toh doa-doa ini kepada Allah, berperantarakan ketaatan para hamba-hamba Nya, memang manusia hidup dan mati, namun amal shalihnya tetap kekal.
Anda ingat peristiwa Adam as?, mengapa malaikat diperintahkan sujud pada makhluk?, karena para malaikat itu sujud pada Adam as bukan menyembah Adam as, tetapi menyembah Allah.. karena jutsru sujud pada Adam itu adalah ketaatan, namun apa yang dilakukan Iblis?, pada dasarnya Iblis hanya ingin sujud kepada Allah semata, tak mau memuliakan makhluk yang dimuliakan Allah, dan jatuhlah ia kepada Laknat Allah,maka orang yang tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah swt adalah para pengikut Iblis, naudzubillahi min dzalik.
Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu,tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAUMEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHUISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)
Dan juga dari peristiwa yang sama dengan riwayat yang lain, bahwa Usamahbin Zeyd ra membunuh seorang kafir yang kejam setelah kafir jahat itu mengucap Laa Ilaaha Illallah, maka Rasul saw memanggilnya dan bertanya : MENGAPA KAU MEMBUNUHNYA..?!, Usamah menjawab : Yaa Rasulullah, ia telah membunuh fulan dan fulan, dan membantai muslimin, lalu saat kuangkat pedangku kewajahnya maka ia mengatakan Laa Ilaaha illallah.., lalu Rasul saw menjawab : LALU KAU MEMBUNUHNYA..?!!, Usamah ra menjawab: benar, maka Rasulullah saw berkata : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!, maka Usamah berkata : Mohonkan pengampunan bagiku Wahai Rasulullah??, Rasul saw menjawab dengan ucapan yang sama : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!!, dan beliau terus mengulang ulangnya.. (Shahih Muslim Bab 41 no.160).
Kita tak bisa menilai orang yang berbuat apapun dengan tuduhan syirik, dia berkomat kamit dengan sajen dan mandi sumur tujuh rupa dan segala macam kebiasaan orang kafir lainnya, ini merupakan adat istiadat biasa, tak mungkin kita mengatakannya musyrik hanya karena melihat perbuatannya, kecuali ia ber ikrar dengan lidahnya.
Satu contoh, seorang muslim mandi air kembang, berendam di air mawar, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu menyalakan kemenyan, lalu ia shalat, musyrikkah ia?,
dan orang lain mandi dengan shower, berendam di air hangat, menggunakan busa mandi, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu menyemprotkan pewangi ruangan, lalu shalat, musyrikkahdia?,
apa bedanya?, keduanya melakukan kebiasaan orang kafir..
Kesimpulannya adalah, tidak ada kalimat musyrik bisa dituduhkan kepada siapapunterkecuali dengan kesaksian lidahnya. Hati-hatilah dengan ucapan syirik, bila seseorang muslim lalu musyrik, maka pernikahannya batal, istrinya haram dikumpulinya, jima dengan istri terhitung zina, anaknya tak bernasab padanya, kewaliannya atas putrinya tidak sah, dan bila keluarganya wafat ia tak mewarisi dan bila ia wafat tak pula diwarisi, ia diharamkan shalat, diharamkan dikuburkan di pekuburan muslimin.
Saran saya, berziarahlah kubur bila anda berkenan, dan palingkan pandangan dan sangka buruk dari mereka yang bertaburan menyan dan kembang dlsb, jangan sesekali menuduh mereka musyrik, mungkin hati mereka musyrik, tapi kita dimurkai Rasul saw bila menuduhnya. Bila anda selesai berziarah,ada baiknya anda menyalami mereka dandengan senyum hangat anda memberi mereka hadiah Al Quran, dan katakanlah :Wahai Tuan, para Sunan dan wali songo itu mempunyai kesenangan dan kegemaran, dan mereka akan senang bila Tuan mengamalkan kegemaran dan amal mereka, pastilah serta merta mereka akan bertanya dengan sigap..apakah kegemaran mereka??!!, jawablah dengan lembut dan berwibawa: Mereka siang malamnya asyik dengan AlQuran.. pasti Tuan akan disayangi merekabahkan disayang Allah bila asyik membaca Al Quran, Nah..ini saya hadiahkan pada tuan, barang yang paling disayangi oleh Para Wali dan Sunan..
DAN HAMBA HAMBA ARRAHMAN (ALLAH SWT) YANG BERJALAN DIMUKA BUMI DENGANRENDAH DIRI, (tidak sombong), DAN BILA MEREKA DIAJAK BICARA OLEH ORANG ORANGJAHIL, MAKA MEREKA MENJAWABNYA DENGAN LEMBUT (Alfurqan-63).
Wallahu alam

Biografi Rangga Warsita

Raden Ngabehi Rangga Warsita (Ronggowarsito; lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 15 Maret 1802 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 24 Desember 1873 pada umur 71 tahun) adalah pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta. Ia dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa.
Nama aslinya adalah Bagus Burham.Ia adalah putra dari Mas Pajangswara dan cucu dari Yasadipura II, pujangga besar Kasunanan Surakarta.
Ayah Bagus Burham merupakan keturunan Kesultanan Pajang sedangkan ibunya adalah keturunandari Kesultanan Demak. Bagus Burham juga memiliki seorang pengasuh setia bernama Ki Tanujoyo.
aktu muda Burham terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Desa Tegalsari (Ponorogo). Pada mulanyaia tetap saja bandel, bahkan sampai kabur ke Madiun. Setelah kembali ke Ponorogo, konon, ia mendapat"pencerahan" di Sungai Kedungwatu, sehingga berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji.
Ketika pulang ke Surakarta, Burham diambil sebagai cucu angkat Panembahan Buminoto (adik Pakubuwana IV). Ia kemudian diangkat sebagai Carik Kadipaten Anom bergelar Mas Pajanganom tanggal 28 Oktober 1819.
Pada masa pemerintahan Pakubuwana V (1820 – 1823), karier Burham tersendat-sendat karena raja baru ini kurang suka dengan Panembahan Buminoto yang selalu mendesaknya agar pangkat Burham dinaikkan.
Pada tanggal 9 November 1821 Burham menikah dengan Raden Ayu Gombak dan ikut mertuanya, yaitu Adipati Cakradiningrat di Kediri. Di sana ia merasa jenuh dan memutuskan berkelana ditemani Ki Tanujoyo. Konon, Burham berkelana sampai ke pulau Bali di mana ia mempelajari naskah-naskah sastra Hindu koleksi Ki Ajar Sidalaku.
Bagus Burham diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom bergelar Raden Ngabei Ronggowarsito, menggantikan ayahnya yang meninggal di penjara Belanda tahun 1830. Lalu setelah kematian kakeknya (Yasadipura II), Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga keraton Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845.
Pada masa inilah Ranggawarsita melahirkan banyak karya sastra. Hubungannya dengan Pakubuwana VII juga sangat harmonis. Ia juga dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian.
Naskah-naskah babad cenderung bersifat simbolis dalam menggambarkan keistimewaan Ranggawarsita. Misalnya, ia dikisahkan mengerti bahasa binatang. Ini merupakan simbol bahwa, Ranggawarsita peka terhadap keluh kesah rakyat kecil.
Pakubuwana IX naik takhta sejak tahun 1861. Ia adalah putra Pakubuwana VI yang dibuang ke Ambon tahun 1830 karena mendukung Pangeran Diponegoro. Konon, sebelum menangkap Pakubuwana VI, pihak Belanda lebih dulu menangkap juru tulis keraton, yaitu Mas Pajangswara untuk dimintai kesaksian. Meskipun disiksa sampai tewas, Pajangswara tetap diam tidak mau membocorkan hubungan Pakubuwana VI dengan Pangeran Dipanegara.
Meskipun demikian, Belanda tetap saja membuang Pakubuwana VI dengan alasan bahwa Pajangswara telah membocorkan semuanya. Fitnah inilah yang menyebabkan Pakubuwana IX kurang menyukai Ranggawarsita, yang tidak lain adalah putra Pajangswara.
Hubungan Ranggawarsita dengan Belanda juga kurang baik. Meskipun ia memiliki sahabat dan murid seorang Indo bernama C.F. Winter, Sr., tetap saja gerak-geriknya diawasi Belanda. Ranggawarsita dianggap sebagai jurnalis berbahaya yang tulisan-tulisannya dapat membangkitkan semangat juang kaum pribumi. Karena suasana kerja yang semakin tegang,akibatnya Ranggawarsita pun keluardari jabatan redaksi surat kabar Bramartani tahun 1870.
Ranggawarsita meninggal dunia secara misterius tanggal 24 Desember 1873. Anehnya, tanggal kematian tersebut justru terdapat dalam karya terakhirnya, yaitu SeratSabdajati yang ia tulis sendiri. Hal ini menimbulkan dugaan kalau Ranggawarsita meninggal karena dihukum mati, sehingga ia bisa mengetahui dengan persis kapan hari kematiannya.
Penulis yang berpendapat demikian adalah Suripan Sadi Hutomo (1979) dan Andjar Any (1979). Pendapat tersebut mendapat bantahan dari pihak keraton Surakarta yang berpendapat kalau Ranggawarsita adalah peramal ulung sehingga tidak aneh kalau ia dapat meramal hari kematiannya sendiri.
Ranggawarsita dimakamkan di Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Makamnya pernah dikunjungi dua presiden Indonesia, yaitu Soekarno dan Gus Dur pada masa mereka menjabat.
Istilah Zaman Edan konon pertama kali diperkenalkan oleh Ranggawarsita dalam Serat Kalatida, yang terdiri atas 12 bait tembang Sinom. Salah satu bait yangpaling terkenal adalah:
amenangi zaman edan,
ewuhaya ing pambudi,
mélu ngédan nora tahan,
yén tan mélu anglakoni,
boya keduman mélik,
kaliren wekasanipun,
ndilalah kersa Allah,
begja-begjaning kang lali,
luwih begja kang éling klawan waspada.
yang terjemahannya sebagai berikut:
menyaksikan zaman gila,
serba susah dalam bertindak,
ikut gila tidak akan tahan,
tapi kalau tidak mengikuti (gila),
tidak akan mendapat bagian,
kelaparan pada akhirnya,
namun telah menjadi kehendak Allah,
sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
akan lebih bahagia orang yang tetapingat dan waspada.
Syair di atas menurut analisis seorang penulis bernama Ki Sumidi Adisasmito adalah ungkapan kekesalan hati pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yang dikelilingi para penjilat yang gemar mencari keuntungan pribadi. Syair tersebut masih relevan hingga zaman modern ini di mana banyak dijumpai para pejabat yang suka mencari keutungan pribadi tanpa memedulikan kerugian pihak lain.
Karya sastra tulisan Ranggawarsita antara lain:
Bambang Dwihastha : cariyos Ringgit Purwa
Bausastra Kawi atau Kamus Kawi – Jawa, beserta C.F. Winter sr.
Sajarah Pandhawa lan Korawa : miturut Mahabharata, beserta C.F. Winter sr.
Sapta dharma
Serat Aji Pamasa
Serat Candrarini
Serat Cemporet
Serat Jaka Lodang
Serat Jayengbaya
Serat Kalatidha
Serat Panitisastra
Serat Pandji Jayeng Tilam
Serat Paramasastra
Serat Paramayoga
Serat Pawarsakan
Serat Pustaka Raja
Suluk Saloka Jiwa
Serat Wedaraga
Serat Witaradya
Sri Kresna Barata
Wirid Hidayat Jati
Wirid Ma'lumat Jati
Serat Sabda Jati
Ramalan tentang Kemerdekaan Indonesia
Ranggawarsita hidup pada masa penjajahan Belanda. Ia menyaksikansendiri bagaimana penderitaan rakyat Jawa, terutama ketika program Tanam Paksa dijalankan pasca Perang Diponegoro. Dalam suasana serba memprihatinkan itu, Ranggawarsita meramalkan datangnya kemerdekaan, yaitu kelak pada tahun Wiku Sapta NgesthiJanma.
Kalimat yang terdiri atas empat katatersebut terdapat dalam Serat Jaka Lodang, dan merupakan kalimat Suryasengkala yang jika ditafsirkan akan diperoleh angka 7-7-8-1. Pembacaan Suryasengkala adalah dibalik dari belakang ke depan, yaitu1877 Saka, yang bertepatan dengan 1945 Masehi, yaitu tahun kemerdekan Republik Indonesia.
Pengalaman pribadi Presiden Soekarno pada masa penjajahan adalah ketika berjumpa dengan para petani miskin yang tetap bersemangat di dalam penderitaan, karena mereka yakin pada kebenaran ramalan Ranggawarsita tentang datangnya kemerdekaan di kemudian hari.

Menyingkap Rahasia wudhu

Keistimewaan wudhu’ dalam tinjauan medis:

* Wudhu’ tidak hanya membersihkan organ-organ tubuh bagian luar beberapa waktu dalam sehari sebelum sholat. Pengaruh psikologi dan spiritual dirasakan lebih dalam oleh seorang muslim setelah wudhu’, terutama sekali ketika wudhu’ tersebut dilakukan secara sempurna. Wudhu’ juga berperan penting dalam kehidupan seorang muslim, karena dengan wudhu’ akan menjaga mereka selalu dalam keadaan suci, sebagaimana sabda Rasululloh SAW di atas (Shahih HR. Muslim, I:148 danlainnya).

* Proses pembersihan (membasuh) organ-organ yang biasanya tidak terlindung dari debu sudah pasti mempunyai arti yang besar bagi kesehatan secara umum. Bagian tubuh yang terpapar sepanjang hari, tidak terhindar dari sejumlah besar mikroba dalam hitungan jutaan per sentimeter kubik udara. Mikroba ini melakukan serangan terus menerus melawan tubuh manusia pada area kulit yang terpapar. Dengan wudhu’, mikrobadapat terangkat oleh usapan yang mengejutkan di permukaan kulit, terutama jika disertai pijatan yang sempurna dan menuang air secukupnya, seperti tuntunan Rasululloh SAW. Bila proses tersebutdiikuti dengan benar, maka tidak ada kotoran atau kuman yang tertinggal di tubuh kecuali apa yang telah Alloh tetapkan.

* Berkumur dengan mulut. Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa berkumur bisa melindungi mulut dan kerongkongan/tenggorokan dari inflamasi, dan juga gusi bernanah (pyorrhea). Selain itu juga dapat melindungi dan membersihkan gigi, yakni dapat mengeluarkan sisa makanan yang tertinggal di gigi.

* Menghirup air melalui hidung. Membasuh dan membersihkan hidung sangat membantu dalam menjaga agar lubang hidung bersih dan bebas dari inflamasi dan kuman, dengan demikian akan mencerminkan kondisi kesehatan tubuh yang baik secara keseluruhan.

* Membasuh wajah dan kedua tangan. Membasuh wajah dan keduatangan hingga siku mempunyai manfaat besar dalam mengangkat debu dan mikroba maupun keringat dari permukaan kulit. Selain itu juga membersihkan kulit dari substansi berlemak yang disekresikan kelenjar kulit, kondisi ini biasanya menjadi tempat yang sangat cocok untuk perkembangbiakan dan makanan kuman.

* Membasuh kedua kaki. Membasuh kaki dengan pijatan menimbulkan perasaan tenang dan puas yang meliputi seorang muslim setelah wudhu’.

* Rahasia-rahasia lain dari wudhu’. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa sirkulasi darahpada lengan tangan bagian atas hingga lengan bagian bawah, dan pada lengan kaki bagian bawah hingga posisi kaki lebih rendah dibandingkan organ-organ lainnya, sekelililng badan hingga pusat regulasi darah, yakni jantung. Jadi, membasuh kedua lengan tersebut dengan pijatan setiap kali wudhu’ membantu memperkuat sirkulasi darah di bagian ini, dengan demikian menambah vitalitas dan aktivitas tubuh.

Ilmu pengetahuan juga telah membuktikan efek dari sinar matahari, terutama sinar UV yang bisa menyebabkan kanker kulit. Efekini dapat diturunkan sangat baik dengan berwudhu’, yakni terus menerus membasahi permukaan kulit dengan air, terutama sekali organ-organ yang terpapar sinar matahari. Ini membantu melindungi permukaan dan lapisan internal sel kulit dari pengaruh berbahaya sinar matahari.

Keistimewaan wudhu’ dalam tinjauan agama :

· Ahmad Dari Abu Hurairah Radliyallahu Anhu ia berkata telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :” maukah aku tunjukkan kepada kalian beberpa hal yang dengan itu Allah kan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat kalian?”. “Mau ya Rasulallah”. Ujar mereka.Sabda beliau:”Yaitu menyempurnakan wudhu’ ketika dalam keadaan sulit(3), sering melangkah menuju ke mesjid dan menunggu sholat setelah selesai mengerjakan Sholat(4), yang demikian itu adalah perjuangan (ribath)(5), perjuangan, perjuangan”. (Shahih HR. Muslim, I:151 dan lainnya, Lihat Mukhtashar Muslim, no 133.)

Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu bahwasannya Rasulallah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:”Apabila seorang hambamuslim berwudhu’, lalu ia mencuciwajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia pernah melihat(yang haram) dengan matanya bersama dengan air atau bersama dengan tetesan yang terakhir. Bila ia mencuci keduatangannya, keluar dari tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan oleh tangannya bersamaan dengan air atau tetesan air yang treakhir. Dan bila ia mencuci kedua kakinya, akan keluar dosa-dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau barsamaan dengan tetesan air yangterakhir, hingga ia keluar dalam keadan bersih dari dosa” (Shahih HR. Muslim, I:148 dan lainnya).

Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘Anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika datang ke pemakaman beliau mengucapkan “Assalamu’alaikum daar qaumi mu’minin. Wa Insya Allah bikum ‘an qariibin laa hiquun”(Kesejahteraan kepada kamu wahai penghuni perkampungan kaum mu’minin, dan insya Allah tidak lama lagi kami akan menyusul kamu). Alangkah inginnya hatiku ketika hendak melihat saudara- saudaraku!. Para shahabat berkata:” Bukankah kamiini saudara-saudara engkau ya Rasulullah?” Sabda beliau :” Kalian ini para shahabatku, adapun saudara-saudaraku adalah orang yang belum muncul”. Mereka bertanya:”Bagaimana engkau dapat mengetahui keadaan umat yang belum muncul itu ya Rasulullah?” Jawab beliau :” bagaimana pendapat kalian bila umpamanya seseorang mempunyai kuda berwarna putih cemerlang yang pada dahi dan kakinya yang berada ditengah-tengah kuda yang berwarna hitam pekat, tidakkah ia dapat mengenali kuda itu.?”. Dapatya Rasulullah”. Ujar mereka. Kata Beliau “Demikianlah halnya mereka itu, mereka datang dalam keadaan putih cemerlang bertanda dengan wudhu’ sedangkanaku menjadi perintis mereka menuju telaga. Ketahuilah sesungguhnya ada beberapa orang yang ditolak masuk telaga seperti onta sesat yang diusir, aku menyeru mereka: mari ke sini”. Lalu dikatakan:”Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang menyelewang sepeninggalmu, maka aku katakan (kalau begitu) celaka, celaka mereka” ( Shahih HR. Muslim,1:150).

Alloh SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. jika kamu junub maka mandilah… (QS. Al-Maidah:6).

Anak Ayam Dan Rajawali

Alkisah adalah sebuah telur rajawali yang jatuh di kandang ayam.Telur rajawali itu lalu dierami oleh induk ayam. Beberapa minggu kemudian menetaslah telur itu dan lahirlah seekor anak rajawali.
Anak rajawali pun belajar hidup bersama anak-anak ayam yang lain. Karena tidak menyadari bahwa dirinya adalah seekor rajawali, sang rajawali pun belajar mengkais-kais tanah untuk mencari cacing makanan kegemarannya. Ia tidak pernah belajar untuk terbang karena induk dan teman-temannya tidak melatihnya untuk terbang. Ia pun mulai berbicara cip..cip. memanggil induknya
Suatu hari lewatlah seekor burung rajawali di atas kandang ayam itu. Meliuk ke kiri, ke kanan sambil sesekali melempar pandangannya ke kandang ayam. Anak rajawali pun melihat burung yang paling perkasa itu dan lalu bertanya pada induk ayamnya, ” Bu, burung apa itu? “ ”Oh itu burung rajawali”, jawah ibunya ”Bisakah aku terbang seperti dia Bu?” tanya si anak rajawali lagi”Ha…ha?.ha, kamu, ibu, dan adik-adikmu yang lain semuanya sama, tidak ada yang bisa terbang. Sudah takdir kita untuk tidak dapat terbang. Hidup kita ya hanya bisa mengkais-kais tanah mencari cacing. Sudah cepat masuk ke dalam, sudah mulai gelap, sebentar lagi pandangan kita kabur”
Andai saja si anak rajawali tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh dunianya.. Bagaimana dengan Anda. .
Dari cerita ini diharapkan anda dapat menyadari potensi anda yang sebenarnya dan lalu mulai membangun motivasi anda bangkit dari seekor anak ayam menjadi seekor rajawali.

Tingkat Pengetahuan

Di dalam literatur tradisional dikatakan bahwa manusia itu memperoleh petunjuk bertingkat-tingkat. Pertama-tama, ketika dia lahir sebagai bayi, makayang berfungsi ialah instink dan naluri, misalnya menangis ketika lapar. Siapa yang mengajari bayi itu menangis? Tidak ada. Itu adalah instink. Dengan menangisdia bisa survive, karena kalau dia menangis, ibunya tahu dia lapar, maka memberi air susu. Bertambah besar dia tidak cukup dengan instink, sebab kalau hanya menggunakan instink dia menjadi seperti binatang.
Setelah instink, yang berfungsi adalah indra (panca indra). Kita tahu bahwa indra bayi, misalnya mata dan telinga, belum berfungsi sebagaimana mestinya.Lama-kelamaan mata bisa mengenali. Mula-mula yang paling pertama dikenali ialah ibunya sendiri. Pada tahap ini, setiap orang (perempuan) terlihat seperti ibunya, sebagaimana juga setiap orang laki-laki terlihat seperti bapaknya, karena itu setiap laki-laki disambut sebagai bapaknya. Kemudian indra itu berkembang. Tetapi ternyata tidak cukup, karena indra masih bisa salah. Misalnya, benda yang jauh terlihat sangat kecil (kapal terbang itu seperti sebesar lengan). Dan itu dikoreksi oleh akal. Di dalam buku-buku pesantren juga sering diumpamakan tentang tongkat lurus yang dimasukkan air dan ternyata tampak seperti bengkok. Akallah yang mengatakan bahwa itu lurus. Jadi fase selanjutnya ialah akal.
Setelah akal berkembang ternyata juga masih bisa salah. Akal lebih berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, Adam sebagai simbolisasi dari manusia primordial sering dijadikan sebagai contoh. Kita tahu bahwa setelah Adam dinyatakan sebagai khalifah Allah di bumi para malaikat protes. Tetapi Tuhan menepis protes itu dan dengan penegasan bahwa Adam mempunyai suatu kelebihan terhadap malaikat yaitu ilmu, “Dan Ia mengajarkan kepada Adam sifat-sifat semua benda (ilmu),” (Q. 2: 31). Seolah-olah ada semacam penegasan bahwa yang relevan untuk jabatan kekhalifahan di bumi ialah ilmu pengetahuan. Tetapi seorang Adam yangsudah berilmu itu masih harus diusir darisurga karena melanggar suatu larangan untuk mendekati sebuah pohon. Jadi ilmu saja tidak cukup, karena orang yangberilmu masih bisa jatuh.
Manusia memerlukan sesuatu yang lain. Itulah yang didapat oleh Adam begitu turun dari surga, “Maka Adamu menerima pelajaran dari Tuhannya kata-kata,” (Q. 2: 37). Jelas yang disebutsebagai kalimat “pelajaran dari Tuhan” ialah agama, yang lebih tinggi daripada ilmu.
Dalam versi lain bisa kita terangkan begini. Apakah panca indra kita menangkap benda-benda seperti apa adanya? Buku tampak seperti buku. Tetapi secara akal buku tidak lagi diterjemahkan atau didefinisikan sebagai benda melainkan sebagai suatu volume yang dinyatakan misalnya dalamm3 yang terdiri dari lebar, tinggi, dan dalam. M3 adalah kategori akal, tetapi masih bisa diterjemahkan menjadi kategori indra. Artinya, m3 itu masih bisadigambar dan bisa diwujudkan yaitu meter kubik, tetapi kalau sudah m4 sudah tidak bisa. Padahal secara logis m4 itu ada. Bahkan m pangkat berapa saja ada, tetapi tidak bisa lagi diterjemahkan menjadi hal yang bersifat indrawi.
Begitu juga agama. Ada bagian-bagian dari agama yang masih bisa diterjemahkan sebagai kategori-kategorirasional. Misalnya, mengapa kita tidak boleh mencuri, itu rasional. Tetapi ada bagian-bagian agama yang sudah lebih tinggi dari akal, yang sudah tidak bisa lagi diterjemahkan sebagai kategori akal. Misalnya, yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan, kita tidak boleh makan babi. Dulu, ada umat Islam yang begitu apologetik (pada tahun 50-an), yang mencoba mengatakan bahwa babi itu haram karena di situ banyak bibit penyakit, cacing pita, dan sebagainya. Bahayanya argumen semacam ini ialah kalau bisa diciptakan peternakan babi yang bebas dari cacing pita, apakah kemudian halal. Untuk sampai pada kesimpulan itu ternyata tidak seorang pun yang berani. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sapi Indonesia dibandingkan dengan babi Amerika itu lebih bebas babi Amerika dari penyakit. Kalau argumen tadi yang dipakai, berarti sapi Indonesia haram? Keterangan rasional seperti itu berbahaya sekali. Lalu apa keterangannya? Itu “The Mysteri of God”

Belajar Kehidupan Dari Sebuah Pohon Tua

Hidup ini adalah sebuah proses. Hadapilah dengan TEGAR!
Alkisah ada seorang anak yang baru lulus dari sekolah hendak pergi ke kota. Tujuan utamanya untuk mencari pekerjaan. Dan tentu saja merubah nasib. Dia hanya seorang anak petani biasa. Setiap hari dia selalu terbiasa dengan hidup yang sangat sederhana. Orang tuanya sudah terlalu tua untuk diandalkan.
Akhirnya menjelang kepergiannya ke kota. Dia pun bertemu dengan bapaknya untuk meminta nasehat. ”Bapak, besok subuh anakmu ini mau berangkat mencari kerja ke kota. Kiranya bapak mengizinkan aku untuk pergi”. Bapak itu pun berkata,” Anakku, bapak tidak bisa membekalimu apa-apa? Tapi sebelum engkau pergi. Bapak mau menunjukkan sesuatu kepada kamu.” Si anak pun melihat bapaknya dengan penuh tanda tanya. ”Apakah itu, Bapak?”. Si Bapak tidak menjawab. Dia tersenyum dan berkata,”Mari ikut aku?”. Lalu dia pun berjalan. Diikuti oleh anaknya dari belakang dengan penuh tanda tanya.
Ternyata mereka pergi ke belakang halaman rumah. Disitu ada sebuah pohon tua yang sangat besar. Umurnya mungkin sudah ratusan tahun. Mereka pun sampai.Dan berdiri persis di depan pohon tua tersebut. Si bapakpun berkata,” Anakku coba kau perhatikan pohon tua ini?”. Si anak pun mulai memperhatikan pohon tua itu.
Yang bisa dilihatnya hanya sebuah pohon tua tidak mempunyai arti. Batangnya pun sangat sulit dipeluk dengan mengandalkan seorang diri. Butuh tiga sampai lima orang. Pohon ini pun tidak tahu termasuk jenis tanaman apa? Yang dia tahu pohon ini sudah ada sejak dia masih kecil. Bisa jadi sebelum dia lahir. ”Bapak, aku tidak melihat yang istimewa dari pohon ini”. Jawab si anak. Si bapak pun secara perlahan-lahan mulai mendekati pohon itu lebih dekat lagi. Dan tangannya pun menyentuh akar pohon tersebut. Lalu dia pun berkata,” Pohon itu begitu kokoh berdiri sampai dengan sekarang. Padahal kita tidak pernah merawatnya. Diapun tumbuh secara alamiah. Ketika hujan dia pun menjadi basah. Kemaraupun pun dia menjadi kekeringan. Tapi lewat proses kehujanan dan kekeringan membuat dia menjadi kokoh dan kuat.”
Si bapak memandang wajah anaknya dengan penuh arti. Sambil melanjutkan perkataannya,” Setiap kali kamu menghadapi persoalan ketika kamu di kota. Ingatlah pohon ini? Dia bisa melewati semuanya dengan baik. Walaupun kamu mengalami persoalan besar sekalipun. Itu semua menjadikan kamu lebih kuat dan tegar. Tidak terhempas oleh angin yang besar. Andalkan Sang Pencipta untuk membantu hidupmu. Bila engkau hanya mengandalkan dirimu sendiri dan orang lain itu hanya bersifat sementara. Kamu lebih banyak kecewa. Tapi bila engkau mengandalkan Sang Pencipta kamu tidak pernah kecewa.” Si bapak pun mengakhiri percakapan dengan si anaknya. Si anakpun mulai mengerti. Bahwa di kota nanti dia harus siap menghadapi setiap kesulitan. Dan hanya mengandalkan Sang Pencipta dia pasti berhasil meraih impiannya.
Pembaca yang budiman
Dalam kehidupan kita zaman sekarang ini. Kita selalu terasang untuk mencapai kesuksesan secara cepat. Istilah kerennya secara instan. Tanpa mau bersusah payah. Padahal kita semua tahu bahwa ada satu hukum alam yang tidak mungkin kita hindari yaitu hukum proses. Coba ingat ketika kita masih bayi. Kita pun mulai dari belajar merangkak. Lewat proses jatuh bangun beberapa kali. Mungkin bisa juga ratusan kali. Kita baru bisa belajar berdiri. Setelah kedua kaki kita kokoh dan kuat. Barulah kita mulai melangkah. Mulai dari satu, dua, tiga sampai proses melangkah lancar. Barulah kita mulai bisa berjalan. Setelah kita lancar berjalan, maka kita berlari, memanjat, melompat dan semua aktivitas lainnya yang bisa kita lakukan. Apakah semuanya secara instan? Jawabnya pasti. TIDAK!. Semuanya lewat sebuah PROSES perjuangan.
Pertanyaan saya, bagaimana supaya kita bisa melewati proses kehidupan ini secara kuat dan kokoh? Tentu saja kita harus siap menghadapi setiap kesulitan yang datang. Bukan menghindarinya. Lihat saja batu karang yang keras. Bisa tembus lewat proses tetesan air secara terus menerus. Dengan diuji membuat mental kita menjadi kuat. Disinilah timbul kekuatan mental kita seperti keberanian, keuletan, kesetiaan, dll. Dan satu lagi yang membuat kita kuat adalah kita harus mempunyai MENTOR. Orang yang siap memberikan masukan bagi setiap kemajuan kita. Mentor yang paling setia adalah orang tua kita. Merekalah pendorong buat kita lebih maju. Kitapun bisa memilih mentor, orang yang sudah mempunyai prestasi dan reputasi dibidang yang kita geluti. Tidak hanya memberikan kritikan. Tapi dia juga mampu membimbing kita menjadi sukses. Dan tak lupa sang mentor sejati adalah Sang Pencipta sendiri. Kita harus selalu mendengarkan nasehatnya. Melalui doa secara rutin. Tak lupa kita bersyukur atas permberiannya setiap hari.

Berhentilah Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.”Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.”Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.”Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.”
Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah dihadapan gurunya, begitu pikirnya.”Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat dipinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”"Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana.
Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.”Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”"Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.”Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam.
Tidak kurang, tidak lebih.Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”Si murid terdiam, mendengarkan.”Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita,berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

Belajar Dari Burung dan Cacing

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena
himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat
pada burung dan cacing.
Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya
untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana
dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.
Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut
kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya,
tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya,
sementara ia harus “puasa”.
Bahkan seringkali ia
pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga
ia dan keluarganya harus “berpuasa”. Meskipun burung
lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak
punya “kantor” yang tetap, apalagi setelah lahannya
banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita
tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk
bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba
menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita
tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba
menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah
melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk
mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap
optimis akan rizki yang dijanjikan Allah.
Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap
berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari
benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada
diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu
waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu
waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah
dari burung, yaitu cacing.
Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak
mempunyai sarana yang layak untuk survive atau
bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan,
tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai
mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga
dan, sama dengan makhluk hidup lainnya,ia mempunyai
perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi
kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing
tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari
rizki. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang
membentur-benturkan kepalanya ke batu.
Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan
dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki
manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih.
Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan
ini seringkali kalah dari burung atau cacing?
Mengapa manusia banyak yang putus asalalu bunuh diri
menghadapi kesulitan yang dihadapi?
Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing
yang berusaha bunuh diri karena putus asa.
Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

Kisah Petualangan Gaib Digunung Wilis Jawa Timur

Setelah Hampir 1 minggu saya mengingat2 kembali akhirnya selesai juga.

Dalam petualangan gaib digunung wilis kali ini,Saya mendapatkan Mustika gaib Batu berwarna hitam legam dengan corak yang sangat aneh.
Bagaimanakah ceritanya ?
Kisah berbau mistik ini memang sudah cukup lama berlalu.Persisnya berlangsung pertengahan tahun 2004 silam.Meski Begitu,ada sisi yang amat menarik dari perjalanan gaib kali ini.Yang barangkali saja bisa menambah wawasan anda tentang keghaiban.
Waktu itu saya diajak oleh seorang teman bernama Subhan.Kami pergi kesuatu gunung yang legendaris bagi masyarakat jawa timur dan sekitarnya.yang dikenal dengan nama gunung wilis.Dikatakan legendaris sebab menurut kisahnya,pada masa kerajaan majapahit Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309).Gunung wilis ini pernah dijadikan tempat bertapa dan untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta alam semesta.Meskipun zaman telah berkembang dengan pesat,namun kawasan gunung wilis masih tetap dipercaya mengandung kesakralan dan fenomena gaib tertentu.sebagai contoh dalam keseharian masyarakat desa dan sekitarnya.Menganggap gunung wilis sebagai gunung yang sangat wingit.Jarang sekali ada warga yang berani memasuki kedalaman gunung ini seorang diri.
Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa , Provinsi Jawa Timur , Indonesia . Gunung Wilis memiliki ketinggian 2552 meter, serta puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri , Tulungagung , Nganjuk , Madiun , Ponorogo , dan Trenggalek.Gunung wilis memiliki satu puncak tertinggi yang bentuknya tidak lancip akan tetapi agak datar dan panjang.Sampai hari ini dari puncak gunung wilis mengalir berbagai sumber mata air yang turun kebawah sebagian membentuk beberapa air terjun.Salah satu air terjun dari puncak gunung wilis sebelah selatan diwilayah besuki adalah irenggolo.Kemudian disebelah utara wilis diwilayah sawahan terbentuk pula air terjun sedudo,konon sedudo menjadi pasangan gaib daripada air terjun cobanrondo yang terletak diwilayah waduk selorejo.Disamping kedua air terjun itu kira-kira pada bagian hampir mendekati puncak wilis paling tinggi terdapatlah air terjun ngleyang yang masih perawan diwilayah bolawen.Jika irenggolo dan sedodo sudah dibuka menjadi obyek wisata.Air terjun ngelang masih bertahan ditengah hutan belantara dan belum dibuatkan jalan kesana.karena lokasinya dari jalan aspal kira-kira satu jam lebih jalan kaki orang dewasa.Kembali kecerita memang gunung wilis sangat wingit Menurut cerita penduduk yang tinggal disekitar lereng gunung,hutan digunung wilis masih sering menampakkan berbagai fenomena gaib,seperti kesaksian yang menyebutkan bahwa warga memang sering mendengar suara gamelan yang mendayu-dayu sedemikan rupa. Lebih dari itu, ada pula warga yang telah mendapat berbagai macam benda-benda pusaka. Berbagai kesaksian tersebut rupanya cukup menarik perhatian Dan sebagai seorang yang gemar bertualang menyibak kemisteriusan dunia gaib, tentu saja ajakan sang teman tak bisa saya tolak. Apalagi,Subhan mengatakan kalau dirinya ingin berburu pusaka di dalam kelebatan gunung yang Wingit itu. Setelah menyusun kesepakatan, akhirnya berangkatlah kami berdua. Dengan berbekal keyakinan dan berbagai perlengkapan yang cukup memadai, Alhamdulillah akhirnya perjalanan kami sampai juga di perbatasan. Sesampainya disana, kami harus menyelusuri sungai sejauh kira-kira 2 Km.Hal ini harus kami lakukan sebab setahu kami memang tak ada jalan lain, kecuali lewat sungai tersebut. Di saat matahari mulai terbenam ke ufuk barat, kami telah sampai di lereng gunung. Tanpa peduli dengan kegelpan yang mulai meliputi sang mayapada, kami terus melangkah lebih jauh masuk ke dalam hutan.
Hutan pegunungan Wilis memang begitu luas.pada sisi Kediri, tepatnya di daerah Dolo kecamatan Mojo. Hutan dengan banyak aliran air, berhawa digin dan tingkat kelembaban rendah
Gunung Wilis mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Daerah perbukitan Gunung Wilis konon pernah dilalui oleh Jendral Sudirman , sebelum melakukan Serangan Sebelas Maret ke Yogyakarta.Pendakian Gunung Wilis dari arah timur dapat dimulai melalui Kabupaten Kediri tepatnya Kecamatan Mojo. Jalan menuju ke puncak gunung Wilis sudah dibangun memadai melalui Mojo.Sementara itu dari arah selatan Gunung Wilis dapat didaki dari Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung . Apabila ingin mencapai Gunung Wilis dari arah utara, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Nganjuk , sementara dari arah barat, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Ponorogo atau Kabupaten Madiun .
Sambil menyusuri setapak demi setapak areal Gunung wilis, Saya tak kuasa untuk menghayati pemandangan yang terhampar disekelilingnya. Subhanallah ! Saya amat takjub dengan seluruh pepohonan besar yang berbaris sedemikian rupa, seolah para raksasa yang berdiri mengawal keagungan awal.
Lambat laun, lamunan Saya buyar oleh suara Subhan yang memberi tahukan bahwa waktu Maghrib telah tiba. Dia pun mengumandangkan Adzan. Setelah kami sama-sama mengambil wudhu di aliran sungai kecil yang tak jauh dari tempat kami. Setelah itu kami melakukan sholat berjamaah. Selepas sholat,Saya mulai mempersiapkan segala sarana untuk ucapan ritual, yang sebelum berangkat memang sudah kami dipersiapkan di rumah. Tepat pukul 21.00 WIB,Saya dan Subhan berpisah untuk mencari tempat masing-masing. Tentu saja maksudnya agar kami bisa khusyuk dalam melakukan ritual yang akan digelar, sesuai dengan keinginan masing-masing.Lewat sebuah amalan pembuka pintu gaib,Saya mulai memusatkan segenap konsentrasi untuk masuk ke alam dimensimaya. Entah sudah berapa jam saya memusatkan konsentrasi, bahkan berbagai amalan dan ajian yang berbeda-beda sudah saya gunakan, namun amalan dimensi lain belum juga terbuka tirainya. Baru menjelang pukul 02.30 WIB,Saya mulai bisa menyibak alam lain. Subhanallah ! kejadian yang sulit diceritakan lewat untaian kalimat, yang jelas Saya mulai menapaki ruas jalan diarea hutan.
Entah sudah berapa jauh saya menyelusuri daerah gaib. Karena terasa lelah, akhirnya saya beristirahat di sebuah mushola kecil yang sepertinya sudah sangat tua. Ketika saya akan masuk ke dalam mushola tersebut, tiba-tiba dari dalamnya keluar seorang kakek. Rupanya si kakek sengaja ingin menyambut kedatangan Saya.Selamat datang Anakku! Cetus si kakek. Sikapnya amat ramah, dengan senyum yang terasa menyejukkan. Sayapun memberi hormat padanya dengan cara mencium jemari tangannya. Setelah itu si kakek memeluk pundak Saya, dan mengajaknya masuk ke dalam mushola tua. Anakku, aku sangat senang sebab kau bisa datang di kediamanku itu. Sudah lama aku menunggumu. Rasanya, sudah tiga tahun menurut hitungan bangsa manusia. Ingat, aku pernah hadir dalam mimpimu, bukan? Subhanallah! Saya baru sadar kalau kakek inilah yang memang pernah hadir dalam mimpi tiga tahun silam itu. Ya, saya baru ingat kakek memang pernah hadir dalam mimpiku. Tapi, benarkah kakek yang dalam mimpi itu memberikan Batu hitam kepadaku ? Tanya Saya. Benar, cucuku! Jawab si kakek. Masya Allah! Saya langsung menubruk si kakek. Rasa haru, sedih, bahagia, bercampur aduk dalam dada Saya. Bahkan, entah mengapa, saat itu Saya sempat menangis untuk sesuatu yang tak jelas. Mungkin, karena saya merasa telah melampaui suatu kegaiban yang amat sulit dicerna dengan akal sehat. Setelah keadaan berubah tenang, si kakek baru mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya.Nak, inilah batu hitam yang pernah aku berikan kepadamu dalam mimpi itu! Katanya. Saya hampir tak percaya dibuatnya, sebab batu yang diberikan si kakek wujudnya memang sama persis dengan batu yang diberikannya lewat mimpi tiga tahun silam. Dari pertemuan ini akhirnya Saya jadi tahu kalau si kakek bernama eyang margopati. Beliau berasal dari golongan bangsa Jin Muslim.Tapi yang paling penting,dalam pertemuan itu saya banyak diajarkan beberapa ilmu para sesepuh jaman dahulu yang tidak bisa saya jabarkan disini,Waktu tidak terasa Setelah selesai memberi wejangan akhirnya sang kakek berpamitan karena masih ada urusan lagi.Dan akhirnya saya pun Menyudahi ritual.disekitar tempat saya berada tiba-tiba berguncang dengan hebat.Sebelum sadar dengan apa yang terjadi,terdengar satu suara yang membentak, Anak manusia kurang ajar,berani-beraninya kau mengusik ketenanganku!Perlahan Saya membuka kedua belah mata, untuk melihat siapa gerangan pemilik suara sekeras gledek itu. Astagfirullahal'adziim! Sekitar tujuh meter dihadapan saya,bercokol makhluk yang amat menyeramkan.Wujudnya berupa seekor Naga berwarna hitam bersisik kehijauan, dengan mata dan lidah merah menyala. Kepala Naga ini besarnya mungkin sama dengan truk, sedangkan bagian tubuhnya yang lain tidak begitu jelas terlihat.Maafkanlah jika kedatanganku mengusik ketenangan Andika. Bukan itu yang menjadi tujuan saya. Maksud saya ditempat ini hanyalah karena ingin mengambil warisan leluhur yang ada disini.jawab saya sambil terus berdzikir Qolbi.
Sang Naga yang bernama Ki Jambrong itu mendengus,sehingga hawa panas tubuhnya seakan-akan membakar seluruh alam di sekitar tempat itu.Jika itu yang menjadi tujuanmu, maka terlebih dahulu kau harus perang tanding denganku!Sungutnya dengan suara keras membahana, sehingga tanah kembali bergetar.Bukan tujuanku untuk menebar kebencian dan angkara murka di antara sesama makhluk Allah. Namun, jika kau menghalangi niatku untuk mengambil harta pusaka peninggalan leluhur, maka perang tanding pun terpaksa harus aku jalani.
Persis seperti dalam film-film fantasi, demi mendengar ucapan saya yang demikian,sang Naga mendengus sambil menyemburkan api dari dalam mulut dan lubang hidungnya. Syukur Alhamdulillah, berkat karomah dan kesaktian Asma yang diajarka eyang margopati, tak sedikit pun api itu dapat menyentuh tubuh saya. Kenyataan inilah yang akhirnya membuat Ki jambrong menghilang. Kepalanya yang sebesar truk itu seperti amblas ke dalam tanah.Lalu tiba-tiba
Ki Jambrong benar-benar mewujudkan ancamannya. Dia kembali muncul dengan kemarahan yang sepertinya tak bisa ditahan lagi.Semua bangsa siluman yang bercokol ditempat ini telah pergi karena tak kuat menahan serbuan hawa panas dari wirid yang kau amalkan. Kerajaan kami telah porak-poranda. Karena itulah, aku ingin melakukan perang tanding denganmu,Bentak Ki Jambrong dengan suara keras membahana bagai petir memecah angkasa.Tanpa menunggu jawaban Saya, dengan gerakan yang sulit diceritakan lewat kata-kata, Ki Jambrong langsung menyerbu. Saya yang telah dibentengi oleh gaib sudah barang tentu dapat mengantisipasi serangan itu. Semuanya dapat terjadi karena bantuan Khodam dari Asma Cakra Balakosa, sebuah ilmu warisan Mbah Cokro Dirdjoyo yang sangat langka pemiliknya.Jika saja malam itu ada orang lain yang menyaksikan pertarungan antara saya dengan Ki Jambrong, entah pemandangan apa yang akan disaksikannya. Yang jelas,Saya benar-benar merasakan pertarungan ini dalam dimensi fisik, bukan dalam dimensi astral.Akan tetapi amat sulit bagi Saya untuk menceritakannya dengan untaian kalimat dan kata-kata, sebab pertarungan tersebut memang tidak sepenuhnya berada dalam kesadaran saya. Dalam artian, ada kekuatan lain yang sifatnya gaib, yang membantu setiap gerakan saya baik saat menghindar maupun saat melakukan penyerangan.
Ya,itulah yang terjadi, sampai pertarungan sengit itu berlangsung selama berjam-jam lamanya. Buktinya, hampir semua tenaga Saya terkuras habis. Dan di saat-saat yang teramat genting, Saya mendengar bisikan gaib agar segera merapal apa yang disebut sebagai Syahadat krodha. Ajaib! Saat saya merapal ilmu yang amat dirahasiakan ini, tiba-tiba Ki Jambrong menjerit setinggi langit. Dia seperti terbakar oleh semburan api yang bersuhu sangat panas. Sekejap kemudian tubuhnya yang
besar itu seperti tersedot masuk ke dalam tanah,lalu menghilang bersamaan dengan suara jeritannya yang semakin tenggelam.
Apa yang terjadi setelah itu?
Saya merasakan keadaan alam di sekeliling menjadi gelap-
gulita. Seluruh persendian bagai telah dilolosi dari tempatnya. Walau sekuat tenaga berusaha untuk tetap tegar, namun akhirnya saya roboh dan tak sadarkan diri.
Gerimis pagi itu seperti sentuhan lembut seorang ibu yang membangunkan anaknya dari tidur lelap. Ya, saya terjaga dengan tubuh tertindih oleh sebuah batu berwarna hitam legam dengan corak aneh. Di sekeliling saya nampak juga benda-benda lain berupa bokor-bokor kuningan dengan bentuk yang amat artistik. Subhanallah! Mungkin inilah benda-benda pusaka yang dimaksudkan itu.Demikianlah sebuah pengalaman cukup menegangkan yang dilakoni oleh saya(cokro atmajadirdja). Tentu semua ini dapat saya jalani karena izin dan kehendak Allah semata, sebab sesungguhnya Saya hanyalah seorang hamba yang doif, yang penuh dengan kekurangan..

Ajaran Kepemimpinan Pancasetya

Tidak hanya presiden, para menteri, pejabat eselon maupun bos atau manajer perusahaan saja yang disebut pemimpin. Setiap individu hakikatnya adalah pemimpin. Maka, dia perlu memegang ajaran kepemimpinan ini.

Ajaran kepemimpinan Jawa itu terdiri dari lima hal yang merupakan nilai-nilai yang paling prinsip. Kelima ajaran itu adalah:

1. SETYA BUDAYA
2. SETYA WACANA
3. SETYA SEMAYA
4. SETYA LAKSANA
5. SETYA MITRA

SETYA BUDAYA: Seorang pemimpin harus menghargai adat istiadat dan budaya masyarakat setempat. Dia harus mau untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial setempat. Pemimpin harus mengetahui hakikat budaya. Budaya adalah sebuah proses manusia untuk hidup yang lebih bijaksana, adil, selamat dan sejahtera. Proses itu tidak mengenal titik henti, sehingga pemimpin yang baik harus terus beradaptasi dan berasimilasi dengan budaya dimana dia memimpin.

SETYA WACANA: Seorang pemimpin harus mampu memegang teguh ucapannya. Bersatunya kata atau ucapan dan perbuatan nyata harus selaras. Tidak munafik dan membohongi masyarakat. Dia harus pandai berdiplomasi dan mengerti perkembangan situasi sosial, politik, ilmu pengetahuan dan wacana-wacana lain sehingga dia mampu memimpin dengan cerdas.

SETYA SEMAYA: Seorang pemimpin harus bisa melaksanakan janjinya semasa belum jadi pemimpin/kampanye. Janji adalah hutang yang harus dibayar setelah dia menjadi pemimpin. Janji memang diperlukan agar masyarakat berpikir optimis dan punya harapan untuk hidup yang lebih baik, namun janji harus dilaksanakan.

SETYA LAKSANA: Seorang pemimpin harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Tugas adalah kewajiban, bukan hak. Sehingga menunaikan kewajiban merupakan prinsip seorang pemimpin. Pemimpin harus bertanggungjawab kepada masyarakat, namun juga kepada Tuhan. Tanggungjawab iu tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat maka tanggungjawabnya akan dipertanyakan. Tugas apapun yang diembankan oleh masyarakat harus dilaksanakan dengan ikhlas.

SETYA MITRA: Seorang pemimpin harus mampu membangun jaringan persahabatan dan perkawanan. Dia harus memiliki watak setia kawan yang setinggi-tingginya. Tidak boleh berkhianat kepada kawan. Tidak boleh culas dan egois. Seorang pemimpin perlu membangun sebuah kehidupan sosial yang kondusif dan membawa kemanfaatan bersama-sama. Kemanfaatan tidak boleh hanya bisa dirasakan oleh kelompok/kaumnya melainkan harus bisa dirasakan oleh semua golongan.

Asal Usul Kebudayaan Selamatan Kematian

ITU BUDAYA MAGHRIB MAROKO (Ulama penyebar Islam di tanah Jawa, Nusantara, Asia dll)

KENDURI= ZARDAH

Lintas Tradisi Kenduri dan Zardah
Ajaran Budha Siwa penuh dengan upacara keagamaan. Falsafah agama tersebut mengajarkan kehidupan damai dalam kesatuan, menerima apa yang menjadi takdir karena semuanya ditentukan oleh Yang Maha Kuasa (Sang Hyang Widiwasa). Kedamaian masyarakat mendorong terbukanya ragam budaya yang mewarnai kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya masyarakat Jawa lebih menekankan sikap atau etika dalam berbaur dengan seluruh komponen bangsa yang bermacam-macam suku dan bahasa, adat dan termasuk agama. Karena manusia Jawa sadar bahwa tak mungkin orang Jawa dapat hidup sendiri.

Sebelum masuknya Islam kepercayaan Wangsa Jawa masih diwarnai pemujaan kepada dewa dan leluhur sekaligus mendewakannya. Selain itu kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak lagi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Ketika Islam masuk kenduri diisi dengan bacaan Tahlil dengan membuang unsur pemujaan arwah orang yang meninggal, digantikan do’a yang diperuntukkan bagi mayit.

Misalnya tradisi kenduri di Indonesia tidak hanya akibat hasil akulturasi budaya lokal saja namun ada kecocokan dengan ajaran Ulama Maghrib dari Maroko yang dikenal dengan Syeh Maulana Maghribi. Menengok Islam di Maroko saat ini sangat kultural dan ramah terhadap budaya lokal, sebagaimana yang berkembang di Indonesia. Beda dengan negara Arab lainnya seperti Saudi yang sebagian besar tidak mengenal kenduri.

Kenduri dalam bahasa Maghrib disebut “zardah”, pada beberapa hari tertentu pasca kematian salah seorang. Mereka membaca Alquran dan memilih surat-surat khusus seperti surat Yasin, al-Ikhlas, Muawidzatain, dan beberapa kalimat tayibah tahlil. Zardah dilakukan dengan dipimpin seorang imam diikuti tamu undangan secara melingkar persis seperti kenduri di Jawa. Banyak kesamaan lainnya misalnya, ada beberapa sekelompok orang yang memperingati hari berkabung di Maroko sejak hari pertama meninggalnya hingga hari ke-7 dan 40 setelah kematiannya.

Orang Maroko mempunyai tradisi yang unik saat menyajikan makanan, baik ketika Kenduri maupun jamuan makan lainnya. Mereka menyajikan menu makanan itu sebanyak tiga kali dan bahkan bisa lebih.
Misalnya, menu pertama berupa ikan laut, kemudian disusul dengan menu kedua yaitu ayam dan ketiganya berupa daging sapi atau kambing. Bahkan, mereka kalau menyajikan daging kambing terkadang berupa kambing utuhan (kambing guling) yang hanya dipotong kepala dan kakinya saja. Jadi, masaknya seperti masak ayam panggang (ingkung).

Islam masuk ke Jawa melalui akulturasi damai karena para pendakwah Islam yang datang ke Jawa adalah para santri ulama dan pedagang bukan para prajurit perang sehingga salah satu prakteknya adalah dengan melakukan perkawinan. Selain itu juga didukung oleh sifat tenggang rasa dari orang Jawa sendiri yang mudah menerima sesuatu dari luar.
Dalam perjalanan sejarahnya agama Islam telah mengubah wajah dan kiblat orang Jawa, namun kuatnya tradisi membuat Islam mau tidak mau harus siap berakulturasi. Wujud akulturasi tersebut menjadi ajaran khas Jawa.

“Kenyataan ini telah menjadi dasar penelusuran sejarah, untuk menentukan madzab dan fiqih ulama dan waliyulloh yang masuk ke tanah Jawa, terlacak sebagaimana penyair terkenal Maroko, Abdul Wahid Ibn Asyir yang wafat pada tahun 1040 H dalam syairnya: Aqidahnya Asy’ariyah, fiqihnya imam Malik dan tarekat sufinya mengikuti Al Junaid”.

Alam Semesta Adalah Guru Yang Bijak

Tatkala seorang guru sufi besar Hasan, mendekati akhir masa hidupnya, seseorang bertanya kepadanya, “Hasan, siapakah gurumu?”

Dia menjawab, “Aku memiliki ribuan guru. Menyebut nama mereka satu-persatu akan memakan waktu berbulan-bulan,­ bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya.­ Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan kepadamu.

Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku tersesat di gurun pasir, dan ketika aku tiba di suatu desa, karena larut malam maka semua tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku bertanya kepadanya dimana aku bisa menginap dan dia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya pada larut malam seperti ini, tetapi engkau bisa menginap bersamaku, jika engkau bisa menginap bersama seorang pencuri.”

Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan! Dan setiap malam ia akan berkata kepadaku, “Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau beristirahatlah­ dan berdoa.” Ketika dia telah kembali aku bertanya “apakah engkau mendapatkan sesuatu?” dia menjawab, “Tidak malam ini. Tetapi besok aku akan mencobanya kembali, jika Tuhan berkehendak.” Dia tidak pernah patah semangat, dia selalu bahagia.

Ketika aku berkhalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan di akhir waktu tidak terjadi apapun, begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa, begitu patah semangat, hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu berkata pada malam hari. “Jika Tuhan berkehendak, besok akan terjadi.”

Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala aku pergi ke sungai karena haus, seekor anjing mendekatiku dan ia juga kehausan. Pada saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing lainnya disana “bayangannya sendiri”, dan ia pun ketakutan. Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi karena begitu haus ia kembali lagi. Akhirnya, terlepas dari rasa takutnya, ia langsung melompat ke airnya, dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan: ketakutanmu hanyalah bayangan, ceburkan dirimu ke dalamnya dan bayangan rasa takutmu akan hilang.

Guruku yang ketiga adalah seorang anak kecil. Tatkala aku memasuki sebuah kota dan aku melihat seorang anak kecil membawa sebatang liling yang menyala. Dia sedang menuju mesjid untuk meletakkan lilinnya disana.
“Sekedar bercanda”, kataku kepadanya, “Apakah engkau sendiri yang menyalakan lilinnya?” Dia menjawab, “Ya tuan.” Kemudian aku bertanya kembali, “Ada suatu waktu dimana lilinnya belum menyala, lalu ada suatu waktu dimana lilinnya menyala. Bisakah engkau tunjukkan kepadaku darimana datangnya sumber cahaya pada lilinnya?

Anak kecil itu tertawa, lalu menghembuskan lilinnya, dan berkata, “Sekarang tuan telah melihat cahayanya pergi. Kemana ia perginya? Jelaskan kepadaku!”
Egoku remuk, seluruh pengetahuanku remuk. Pada saat itu aku menyadari kebodohanku sendiri. Sejak saat itu aku letakkan seluruh ilmu pengetahuanku.

Adalah benar bahwa aku tidak memiliki guru. Tetapi bukan berarti bahwa aku bukanlah seorang murid, aku menerima semua kehidupan sebagai guruku. Pembelajaranku sebagai seorang murid jauh lebih besar dibandingkan dengan dirimu. Aku mempercayai awan-awan, pohon-pohon. Seperti itulah aku belajar dari kehidupan. Aku tidak memiliki seorang guru karena aku memiliki jutaan guru yang aku pelajari dari berbagai sumber. Menjadi seorang murid adalah sebuah keharusan di jalan sufi. Apa maksud dari menjadi seorang murid? Maksud dari menjadi seorang murid adalah untuk belajar. Bersedia belajar atas apa yang diajarkan oleh kehidupan. Melalui seorang guru engkau akan memulai pembelajaranmu.

Sang guru adalah sebuah kolam dimana engkau bisa belajar bagaimana untuk berenang. Dan tatkala engkau telah mahir berenang, seluruh Samudera adalah milikmu

6 Keris Pusaka Sakti Yang Paling Melegenda

Indonesia adalah negara yang memiliki aneka ragam budaya,suku,ras dan keyakinan.Karena hal inilah,yang menjadi sebab utama bangsa ini memiliki sejuta peninggalan aneka carita,cerita,dongeng,pusaka dan situs purbakala,Tak terhitung jumlah kekayaan kultur yang di miliki bangsa ini,termasuk salah satu nya warisan leluhur budaya yang berupa Tosan Aji atau”Keris“.


Dari masa ke masa,tidak bosan dan habis-habisnya bahan yang menjadi topik kalau berbicara dan membahas dengan hal yang berbau dengan keris,namun apa sih keris itu?apakah keris selalu diidentikkan dengan mistik? mari kita bahas sejenak,keris atau tosan aji adalah sebuah senjata tajam yang di gunakan pada jaman dahulu sebagai senjata perang,nilai lambang tahta dll,tidak heran jika sampai detik ini nilai-nilai warisan itu masih melekat kuat dalam pandangan kita,khusus nya bagi pecinta seni budaya jawa.

Sedangkan keris itu sendiri memiliki arti dan pamor di ciptakan,sesuai dengan makna filosofi sesuai keadaan pada masa itu,konon memang menurut cerita dan hasil olah bathin ghaib oleh sahabat team saya,khusus para empu sakti dulu hanya membuat keris yang benar-benar keris itu sangat di butuhkan penciptaan nya sebagai simbolik peredam dan tola bala,dengan melakukan tapa brata,tidak makan,tidak minum,dll seraya hanya memohon kepada Gusti Alloh untuk di berikan petunjuk keris seperti apa yang cocok dibuat untuk menghadapi dan sebagai peredam makna simbolik terhadap suatu kejadian,misal :bila mana pada saat itu sebuah kerajaan sedang di timpa bala musibah paceklik(gagal panen),maka dimintalah oleh sang raja ke pada empu yang di percayakan untuk membuat keris sebgai simbolik larung bala atau peredam durjana bumi,terakhir mungkin tercipta seperti Pamor Wos Wutah,Udan Mas dll.

Di lain kesempatan nanti saya akan ceritakan apa saja pamor keris itu dan arti tuah filosofi nya,namun kali ini yang sengaja saya bahas adalah 6 Keris Pusaka Sakti Yang Melegenda

1.Keris Mpu Gandring

Keris empu Gandring adalah Benda Pusaka yang sangat terkenal dalam riwayat berdirinya kerajaan singasari di Malang,Keris ganas yang sudah terkenal memakan korban para pendiri kerajaan,pembuat,bahkan pemakainya yaitu Ken Arok.Singkat Cerita,Keris yang Melegenda ini di buat oleh empu yang sangat sakti bernama Empu Gnadring,yang kemudian dimintakan membuat sebuh keris sangat sakti oleh ken Arok.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki emampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harus diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan sumpah kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok.Sampai sekarang keris mpu gandring ini belum ditemukan lagi oleh siapapun..!!!

2.Keris Naga Sasra Sabuk Inten

Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka berbeda peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya agar tidak salah.
Pada keris dapur Nagasasra yang bagus, sebagian banyak bilahnya diberi kinatah emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini telah dirancang oleh sang empu sejak awal pembuatan. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah sesuai rancangan. Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus Berupa pamor,untuk “tempat pemasangan kedudukan emas” dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pandai emas dari dalam kerajaan.
Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman kerajaan Majapahit…!!!

3.Keris Pusaka Kala Munyeng (Milik Sunan Giri)

Dalam Riwayat Prabu Brawijaya murka. Pengaruh Sunan Giri salah satu dari sembilan
Wali Songo,dianggap sudah mengancam eksistensi Kerajaan Majapahit. Patih
Gajahmada dan pasukannya lalu dikirim ke Giri untuk memberikan serangan,Penduduk Giri pun panik dan
menghambur ke Kedaton Giri. Sunan Giri yang saat itu sedang menulis begitu terkejut dan
pena (kalam) yang tengah digunakannya ia lontarkan ke arah pasukan Majapahit. Atas kehendak Sang Pencipta
pena yang terlontar itu menjelma menjadi keris ampuh dan keris inilah yang
memporakporandakan pasukan Majapahit.

Sunan Giri yang nama kecilnya adalah Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin tidak hanya dikenal sebagai penyebar agama Islam yang gigih. Tetapi juga pembaharu pada masanya.
Pesantrennya, yang dibangun di perbukitan desa Sidomukti di selalan Gresik, tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan agama dalam arti sempit, tetapi juga menjadi pusat pengembangan masyarakat.Gin Kedaton,pesantrennya di Gresik,bahkan tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa kala itu. Ketika Raden Patah (Demak Bintaro) melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Pada perkembangan,
nya kemudian, Demak tak lepas dan pengaruh Sunan Giri. Dan Sunan Giri diakui sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan setanah Jawa.
Meluasnya pengaruh Sunan Giri di Gresik membuat Prabu Brawijaya, raja Majapahit kala itu murka. la memerintahkan patihnya, Gadjah Mada, ke Gin Penduduk Giri ketakutan dan berlari ke kedaton Sunan, Babad Tanah jawa menuturkan, ketika itu Sunan Giri sedang menulis. Karena terkejut mendengar musuh berdatangan merusak Giri, pena (kalam) yang dipegangnya Beliau lontarkan. Sunan Giri kemudian berdoa pada Sang Pencipta.
Ternyata kalam yang terlempar itu berubah meniadi keris berputar-putar,Keris dari kalam itu mengamuk dan banyak tentara Majapahit yang menyerbu Giri tewas, Sisanya kabur,berlarian kembali ke Majapahit. Dan keris dari kalam itupun dikisahkan kembali sendiri ke kedaton Giri,Tergeletak
di hadapan Sunan dengan berlumuran darah.Sunan lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa,dan mengatakan pada rakyat Giri bahwa kerisnya yang ampuh itu dinamai Kalam Munyeng.
Apakah keris Kalam Munyeng (pena yang berputar-putar) itu modelnya seperti keris yang pada masa kini populer dengan nama Kala Munyeng (raksasa yang berputar-putar), wallahu alam!!! Namun keris Kala munyeng juga termasuk keris yang amat tersohor Namanya di nusantara ini.


4.Keris Pusaka Kyai Condong Campur


Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.
Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.
Condong Campur merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan perbedaan. Condong berarti miring yang mengarah ke suatu titik, yang berarti keberpihakan atau keinginan. Sedangkan campur berarti menjadi satu atau perpaduan. Dengan demikian, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.
Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.
Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus(komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.

5.Keris Pusaka Setan Kober

Keris setan kober ini dalam sejarah dibuat oleh mpu supo mandagri,beliau adalah keturunan seorang empu dari tuban.Dalam riwayat,Mpu supo memeluk islam dan berguru kepada sunan Ampel,sambil tetap membuat keris,Supo Mandagri adalah mpu sakti yang menjadikan karya nya begitu sangat terkenal antara lain Keris Kyai Sengkelat,dan Keris Kyai Nogo sosro dan setan kober ini sendiri,keris ini dulu bernama “Bronggot Setan Kober” di buat pada awal kerajaan islam demak Bintaro,kemudian keris ini di serahkan kepada Syekh Jafar Soddiq atau Sunan Kudus dalam perjalananya kemudian di berikan lagi kepada Arya penangsang.

Keris pusaka setan kober ini sangat ampuh sekali,tapi membawa hawa perbawa panas,sehingga sering membuat si pemakainya mudah marah,begitu juga dengan arya penangsang yang mudah emosi akibat pembawaan keris ini.keris inilah yang di gunakan arya penangsang untuk bertanding melawan sutawijaya yang memiliki tombak kyai pleret.Sampai detik ini,keris ini juga tidak di ketahui asli keberadaan nya,sama halnya dengan pusaka lain seperti mpu gandring,demikian juga pamor dan dapur asli ciri setan kober tidak diketahui asli dan model nya,alasan ini mungkin menjadi kuat karena keris ini memakan banyak sekali korban petinggi penting,jadi para empu mungkin tidak membuat mirip asli nya karena di yakini membawa sial atau bala sebab telah di anggap haus darah.

6.Keris Kyai Sengkelat (Brawijaya Ke v )

Keris Sengkelat adalah keris pusaka luk tiga belas yang diciptakan pada jaman Majapahit (1466 – 1478), yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertabhumi (Brawijaya V) karya Mpu Supa Mandagri.
Mpu Supa adalah salah satu santri Sunan Ampel. Konon bahan untuk membuat keris Sengkelat adalah cis, sebuah besi runcing untuk menggiring onta. Konon, besi itu didapat Sunan Ampel ketika sedang bermunajat. Ketika ditanya besi itu berasal darimana, dijawab lah bahwa besi itu milik Muhammad saw. Maka diberikan lah besi itu kepada Mpu Supa untuk dibuat menjadi sebilah pedang.
Namun sang mpu merasa sayang jika besi tosan aji ini dijadikan pedang, maka dibuatlah menjadi sebilah keris luk tiga belas dan diberi nama keris Sengkelat. Setelah selesai, diserahkannya kepada Sunan Ampel. Sang Sunan menjadi kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya.Maka oleh Sunan Ampel disarankan agar keris Sengkelat diserahkan kepada Prabu Brawijaya V.
Ketika Prabu Brawijaya V menerima keris tersebut, sang Prabu menjadi sangat kagum akan kehebatan keris Kyai Sengkelat. Dan akhirnya keris tersebut menjadi salah satu piyandel (maskot) kerajaan dan diberi gelar Kangjeng Kyai Ageng Puworo, mempunyai tempat khusus dalam gudang pusaka keraton.
Pusaka baru itu menjadi sangat terkenal sehingga menarik perhatian Adipati Blambangan. Adipati ini memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencuri pusaka tersebut demi kejayaan Blambangan, dan berhasil. Mpu Supa yang telah mengabdi pada kerajaan Majapahit diberi tugas untuk mencari dan membawa kembali pusaka tersebut ke Majapahit. karena taktik yang jitu dari mpu sumpa akhirnya keris itu ia dapatkan kembali dan tanpa menyebabkan peperangan,Malah Ki Nambang akhirnya dianugerahi seorang putri kadipaten yang bernama Dewi Lara Upas, adik dari Adipati Blambangan itu sendiri.Sang Mpu yang berhasil melaksanakan tugas selalu mencari cara agar dapat kembali ke Majapahit. Ketika kesempatan itu tiba maka beliau pun segera kembali ke Majapahit dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Sebelum pergi, beliau meninggalkan pesan kepada sang istri bahwa kelak jika anak mereka lahir laki-laki agar diberi nama Joko Suro, serta meninggalkan besi bahan untuk membuat keris

Tingkatan Wali Menurut Kitab Salaf

( Faedah ) mengenai definisi Wali Qutub
telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara` , Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala menceritakan: “ suatu hari Saya sedang duduk di hadapan guruku, lalu terlintas untukmenanyakan tentang Wali Quthub. “Apa makna Quthub itu wahai tuanku?
Lalu beliau menjawab kepadaku, “Quthub itu banyak. Setiap muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’ itu hanya satu.Dan penjelasan tersebut : sesungguhnya bahwa Wali Nuqaba’ itu jumlahnya 300. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu telah lepas dari reka daya nafsu, dan mereka memiliki 10 amaliyah: 4 amaliyah bersifat lahiriyah, dan 6 amaliyah bersifat bathiniyah.
ةَMaka 4 `amaliyah lahiriyah itu antara lain: 1) Ibadah yang banyak, 2) Melakukan zuhud hakiki, 3) Menekan hasrat diri Mujahadah dengan maksimal.
وَأَمَّا ْالبَاطِنَةُ فَهِيَ التَّوْبَةُ وَاْلإِنَابَةُ وَالْمُحَاسَبَةُ وَالتَّفَكُّرُ وَاْلإِعْتِصَامُ وَالرِّيَاضَةُ فَهَذِهِ الثَّلَثُمِائَةٌ لَهُمْ إِمَامٌ مِنْهُمْ يَأْخُذُوْنَ عَنْهُ وَيَقْتَدُوْنَ بِهِ فَهُوَ قُبْطُهُمْ
Sedangkan `amaliyah batinnya: 1) Taubat, 2) Inabah, 3) Muhasabah, 4) Tafakkur, 5) Merakit dalam Allah, 6) Riyadlah. Di antara 300 Wali ini ada imam dan pemukanya, dan iadisebut sebagai Quthub-nya.
ثُمَّ النُّجَبَاءُ أَرْبَعُوْنَ وَقِيْلَ سَبْعُوْنَ وَهُمْ مَشْغُوْلُوْنَ بِحَمْلِ أَثْقَلِ الْخَلْقِ فَلَا يَنْظُرُوْنَ إِلَّا فِى حَقِّ اْلغَيْرِ ، وَلَهُمْ ثَمَانِيَةُ أَعْمَالٍ. أَرْبَعَةٌ بَاطِنَةٌ ،وَ أَرْبَعَةٌ ظَاهِرَةٌ ،
Sedangkan Wali Nujaba’ jumlahnya 40 Wali. Ada yang
mengatakan 70 Wali. Tugas merekaadalah memikul beban-beban kesulitan manusia. Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri). Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:
فالظاهرة : الفتوة والتواضع والأدب وكثرة العبادة ،
Yang bersifat lahiriyah adalah 1) Futuwwah (peduli sepenuhnya pada hak orang lain), 2) Tawadlu’, 3) Menjaga Adab (dengan Allah dan sesama) dan 4) Ibadah secara maksimal.
وأما الباطنة فالصبر والرضا والشكر والحياء وهم أهل مكارم الأخلاق
Sedangkan secara Batiniyah, 1) Sabar, 2) Ridla, 3) Syukur), 4) Malu. Dan meraka di sebut juga wali yang mulia akhlaqnya.
وأما الأبدال فهم سبعة رجال ، أهل كمال واستقامة واعتدال ، قد تخلصوا من الوهم والخيال ولهم أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة،
Adapun Wali Abdal berjumlah 7 orang. Mereka disebut sebagai kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka telah lepas dari imajinasidan khayalan, dan Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:
فأما الظاهرة فالصمت والسهر والجوع والعزلة
Adapun yang bersifat lahiriyah: 1) Diam, 2) Terjaga dari tidur, 3) Lapar dan 4) ‘Uzlah.
ولكل من هذه الأربعة ظاهر وباطن
Dari masing-masing empat amaliyah lahiriyah ini juga terbagi menjadi empat pula:
Lahiriyah dan sekaligus Batiniyah:
أما الصمت فظاهره ترك الكلام بغير ذكر الله تعالى
Pertama, diam, secara lahiriyah diam dari bicara, kecuali hanya berdzikir kepada Allah Ta’ala.
وأما باطنه فصمت الضمير عن جميع التفاصيل والأخبار
Sedangkan Batinnya, adalah diam batinnya dari seluruh rincian keragaman dan berita-berita batin.
وأما السهر فظاهره عدم النوم وباطنه عدم الغفلة
Kedua, terjaga dari tidur secara lahiriyah, batinnya terjaga dari kealpaan dari dzikrullah.
وأما الجوع فعلى قسمين : جوع الأبرار لكمال السلوك وجوع المقربين لموائد الأنس
Ketiga, lapar, terbagi dua. Laparnya kalanganAbrar, karena kesempurnaan penempuhan menuju Allah, dan laparnya kalangan Muqarrabun karena penuh dengan hidangan anugerah sukacita Ilahiyah (uns).
وأما العزلة فظارها ترك المخالطة بالناس وباطنها ترك الأنس بهم :
Keempat, ‘uzlah, secara lahiriyah tidak berada di tengah keramaian, secara batiniyahmeninggalkan rasa suka cita bersama banyak orang, karena suka cita hanya bersama Allah.
وللأبدال أربعة أعمال باطنة وهي التجريد والتفريد والجمع والتوحيد
Amaliyah Batiniyah kalangan Abdal, juga ada empat prinsipal: 1) Tajrid (hanya semata bersama Allah), 2) Tafrid (yang ada hanya Allah), 3) Al-Jam’u (berada dalam Kesatuan Allah, 3) Tauhid.
ومن خواص الأبدال من سافر من القوم من موضعه وترك جسدا على صورته فذاك هو البدل لاغير، والبدل على قلب إبراهيم عليهالسلام ،
Salah satu keistimewaan-keistimewaan wali abdal dalam perjalanan qoum dari tempatnya dan meninggalkan jasad dalam bentuk-Nya maka dari itu ia sebagai abdal tanpa kecuali
وهؤلاء الأبدال لهم إمام مقدم عليهم يأخذون عنه ويقتدون به ، وهو قطبهم لأنه مقدمهم ،
Wali abdal ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
karena sesungguhnya ia sebagai muqoddam abdal-Nya.
وقيل الأبدال أربعون وسبعة هم الأخيار وكل منهم لهم إمام منهم هو قطبهم ،
Dikatakan bahwa wali abdal itu jumlahnya 47 orang mereka disebut juga wali akhyar dan setiap dari mereka ada imam dan pemukanya,dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
ثمّ الأوتاد وهم عبارة عن أربعة رجال منازلهم منازل الأربعة أركان من العالم شرقا وغربا وجنوبا وشمالا ومقام كل واحد منهم تلك ولهم ثمانية أعمال أربعة ظاهرة وأربعة باطنة ،
Kemudian Wali Autad mereka berjumlah 4 orang tempat mereka mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8 amaliyah: 4 lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah:
فالظاهرة :كثرة الصيام ، وقيال الليل والناس نيام ، وكثرة الإيثار ، والإستغفار بالأسحار
Maka yang bersifat lahiriyah: 1) Banyak Puasa, 2) Banyak Shalat Malam, 3) Banyak Pengutamaan ( lebih mengutamakan yang wajib kemudian yang sunnah ) dan 4) memohon ampun sebelum fajar.
وأما الباطنة : فالتوكل والتفويض والثقة والتسليم ولهم واحد منهم هو قطبهم
Adapun yang bersifat Bathiniyah : 1) Tawakkal, 2) Tafwidh , 3) Dapat dipercaya ( amanah) dan 4) taslim.dan kepercayaan, pengiriman, dan dari mereka ada salah satu imam ( pemukanya), dan ia disebut sebagai Quthub-nya.
وأما الإمامان فهما شخصان أحدهما عن يمين القطب والآخر عن شماله فالذي عن يمينه ينظر فى الملكوت وهو أعلى من صاحبه ، والذى عن شماله ينظر فى الملك ، وصاحب اليمين هو الذي يخلف القطب ، ولهما أربعة أعمال باطنة وأربعة ظاهرة :
Adapun Wali Dua Imam (Imamani), yaitu dua pribadi, salah satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di sisi
kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) — dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin, dan empat amaliyah Lahir.
فأما الظاهرة ، فالزهد والورع والأمر بالمعروفوالنهي عن المنكر
Yang bersifat Lahiriyah adalah: Zuhud, Wara’,Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
وأما الباطنة فالصدق والإخلاص والحياء والمراقبة
Sedangkan yang bersifat Batiniyah: Sidiq ( Kejujuran hati) , Ikhlas, Mememlihara Malu dan Muraqabah.
وقال القاشاني فى اصطلاحات الصوفية :
Syaikh Al-Qosyani dalam istilah kitab kewaliannya Berkata :
الإمامان هما الشخصان اللذان أحدهما عن يمين القطب ونظره فى الملكوت
Wali Imam adalah dua orang, satu di sebelah kanan Qutub dan dan senantiasa memandang alam malakut ( alam malaikat )
والآخر عن يساره ونظره فى الملك،
, dan yang lainnya ( satu lagi ) di sisi kiri ( waliQutub ) –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak).
وهو أعلى من صاحبه وهو الذى يخلف القطب ،
dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kanan, Sosok di kiri Quthub adalah Badal dari Quthub
قلت وبينه وبين ما قبله مغايرة فليتأمل
Syaikh Al-Qosyani berkata, diantara dirinya ( yang sebelah kiri ) dan antara sesuatu yang sebelumnya ( sebelah kanan ) memiliki perbedaan dalam perenungan
والغوث عبارة عن رجل عظيم وسيد كريم تحتاج إليه الناس عند الاضطرار فى تبيين ماخفى من العلوم المهمة والأسرار ، ويطلب منه الدعاء لأنه مستجاب الدعاء لو أقسم على الله لأبرقسمه مثل أويس القرنى فى زمن رسول الله صلعم ، ولايكون القطب قطبا حتى تجتمع فيه هذه الصفات التى اجتمعت فى هؤلاء الجماعة الذين تقدم ذكرهم انتهى من مناقب سيدي شمس الدين الحنفى
Wali Ghauts, yaitu seorang tokoh besar ( agung ) dan tuan mulia, di mana seluruh ummat manusia sangat membutuhkan pertolongannya, terutama untuk menjelaskanrahasia hakikat-hakikat Ilahiyah. Mereka jugamemohon doa kepada al-Ghauts, sebab al-Ghauts sangat diijabahi doanya. Jika ia bersumpah langsung terjadi sumpahnya, seperti Uwais al-Qarni di zaman Rasul SAW. Dan seorang Qutub tidak bisa disebut Quthub manakala tidak memiliki sifat dan predikat integral dari para Wali.
Demikian pendapat dari kitab manaqib Sayyidi Syamsuddin Al-Hanafi…
الأمناء : وهم الملامتية ، وهم الذين لم يظهر مما فى بواطنهم أثر علي ظواهرهم وتلامذتهمفى مقامات أهل الفتوة
Wali Umana : Mereka adalah kalangan Malamatiyah, yaitu orang-orang yang tidak menunjukkan dunia batinnya ( mereka yang menyembunyikan dunia batinnya ) dan tidak tampak sama sekali di dunia lahiriyahnya. Biasanya kaum Umana’ memiliki pengikut Ahlul Futuwwah, yaitu mereka yang sangat peduli pada kemanusiaan.
وفى اصطلاحات شيخ الإسلام زكريا الأنصاري : النقباء هم الذين استخرجوا خبايا النفوس وهم ثلثمائة
Dalam istilah Syaikh al-Islam Zakaria Al-Anshar ra.: Wali Nuqoba adalah orang-orang yang telah menemukan rahasia jiwa, dan mereka ( wali Nuqoba ) berjumlah tiga ratus orang
والنجباء : هم المشغولون بحبل أثقال الخلق وهم أربعون اهـ
Dan Nujaba mereka disibukan dengan tali beban-beban makhluk jumlah wali Nujaba Empat puluh orang
قال : الأفراد هم الرجال الخارجون عن نظر القطب
Berkata Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala : wali afrod adalah Orang-orang yang keluar dari penglihatan wali qutub artinya Wali yang sangat spesial, diluar pandangan dunia Quthub.
Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar, dengan Ruh Cahaya-cahaya (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A’la), dengan Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul A’dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan cahaya ruhani, denganAsma’-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma huruf. Dia bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul, bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul Auliya Syeikhul Quthub Abul Hasan Asy-Syadzily – semoga Allah senantiasa meridhoi .